Sunday 4 October 2015

MAKALAH PROYEK BISNIS INTERNASIONAL


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang usaha
Telur merupakan komoditas peternakan yang banyak dibutuhkan pasar. Salah satu alasannya, karena telur dapat dimanfaatkan untuk berbagai olahan, baik itu makanan pendamping nasi, makanan ringan, bahkan minuman. Alasan lainnya, telur mengandung asupan nutrisi yang penting karena kaya akan vitamin, mencegah penyebaran bakteri E.coli, mencegah kadar kolesterol dalam darah, baik untuk kesehatan mata karena kandungan lutein dan zeaxanthin, serta tentu saja sebagai sumber protein hewani yang cukup tinggi.
Ada banyak macam telur yang beredar di pasaran seperti telur ayam, telur itik, telur ikan dan telur burung. Hanya saja jenis telur yang paling diminati di pasaran adalah telur ayam dan telur itik. Dibandingkan dengan telur ikan dan telur burung, jenis telur ayam dan itik lebih bisa diolah untuk banyak varian makanan, mengingat ukurannya yang memang lebih besar. secara umum, adapun perbedaan antara telur ayam dan telur itik sebagaimana digambarkan tabel 1.1.1.
Telur Itik
Telur Ayam
Ukurannya lebih besar
Ukurannya lebih kecil
Lebih berminyak
Tidak berminyak
Warna kulit biru kehijauan
Warna kulitnya cokelat
Putih telur lebih kental
Putih telurnya encer
Cocok digunakan untuk cake dan telur asin
Cocok untuk cake, direbus dan digoreng, namun tidak cocok untuk bahan baku telur asin.

Selain perbedaan dasar diatas, kandungan gizi yang ada di dalam telur itik juga berbeda dengan kandungan yang terdapat di dalam telur ayam. Ini dapat dilihat berdasarkan tabel 1.1.2.
Zat Gizi
Telur Itik
Putih Telur
Kuning Telur
Telur Ayam
Putih Telur
Kuning Telur
Energi
189
54
398
162
50
361
Protein
13,1
11
17
12,8
10,8
19,3
Lemak
14,3
0
35
11,5
0
31,9
Karbohidrat
0,8
0,8
0,8
0,7
0,8
0,7
Kalsium
56
21
150
54
6
147
Fosfor
175
20
400
180
17
586
Besi
2,8
0,1
7
2,7
0,2
7,2
Vitamin A
422
0
984
309
0
686
Vitamin B
0,18
0,01
0,6
0,1
0
0,27
Air
70,8
88
47
74
87,8
49,4

Indonesia sendiri, merupakan negara penghasil telur itik terbesar ketiga di dunia setelah RRC dan Vietnam. Hal ini dapat dilihat dari pangsa pasar produk itik pada ketiga negara ini. Cina merupakan negara dengan pangsa populasi bebek terbesar di dunia yaitu sebesar 65%, kemudian diikuti Vietnam sebesar 6,01% dan Indonesia sebesar 3,77%.
Hasil olahan telur bebek di RR dikenal dengan nama telur pidan. Telur ini sudah masuk ke Indonesia dan dipasarkan di swalayan-swalayan dengan harga yang relatif lebih mahal daripada telur asin. sementara di Filipina dikenal dengan nama telur balot. Telur tersebut merupakan hasil pengeraman telur tetas selama 7-14 hari, kemudian dimasak dan siap dihidangkan. Di indonesia sendiri, telur itik diolah untuk beberapa jenis makanan, seperti Martabak, Kerak Telor, dan yang terkenal sebagai produk yang telah merambah pasar singapura, yakni telur asin. Beberapa daerah yang terkenal dengan produk olahan telur asinnya diantaranya, kota Brebes, Sidoarjo, Malang, dan Karawang. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis, membuat sebuah proposal usaha berjudul  Telur Asin Herbal Rasa Udang” untuk dapat dikembangkan dalam pasar global.

1.2.Gambaran Umum Usaha di Area Global
Telur asin bukan lagi produk yang asing di pasar internasional. Konsumen sudah banyak yang mengenalnya, meskipun dengan berbagai julukan nama yang berbeda. Telur asin yang diproduksi oleh Cina dikenal konsumen global dengan nama telur pindan dan sudah diimpor oleh Jepang. Berat telur Pindan per butir rata-rata 70 gram. Setiap butirnya dikemas dalam plastik tanpa udara. Kemasan tersebut dikumpulkan menjadi satu kemasan plastik yang berisi 6 butir. Satu kemasan umumnya dijual dengan harga 500 yen di pasar Okachimasi, Tokyo. 
Sementara itu, telur asin produksi Filiphina dikenal dengan sebutan Telur Balot. Hanya perbedaannya, Filipina memiliki cara sendiri mengkreasikan telur bebek yang diasinkan itu menjadi makanan khas. Sama halnya saat memasak telur asin pada umumnya, perbedaannya, telur tersebut dieramkan terlebih dahulu pada induknya selama 7-14 hari, baru kemudian diasinkan, sehingga didalamnya terdapat meri (anak bebek). Telur Balot ini sendiri kini sudah masuk di swalayan-swalayan besar yang ada diindonesia dengan harga jual 11-12 peso/butir atau setara dengan Rp 3500/ butir. Sementara di dalam negeri dijual dengan kisaran harga 7-10 peso.
Tidak kalah dengan produk pesaing, nyatanya telur asin produksi indonesia juga sudah merambah pasar internasional. Salah seorang eksportir yang sukses mendistribusikan telur asin produksi peternak indonesia adalah UD Surya Abadi yang dipimpin oleh eksportir muda Rully Lesmana. Mereka bekerjasama dengan 30 kelompok tani di Karawang. Sejak Oktober 2012 lalu, mereka telah mampu mengekspor 1 kontainer telur asin, yakni 90.000 butir ke Singapura dan melayani pasar belanda dalam skala kecil. Di pasar internasional telur asin produksi indonesia dibandrol dengan harga Rp 2400- Rp 3000/ butir dalam keadaan mentah. (www. Apps Bisnis.com: 2 Desember 2014). Selain UD Surya Abadi juga sudah banyak para eksportir yang membawa telur asin produk indonesia terbang ke kanca mancanegara.
Dari gambaran diatas dapat disimpulkan bahwasannya, pasar telur asin di lingkup internasional sudah terbuka melalui peranan eksportir pendahulu. Hal yang menjadi peluang selanjutnya adalah inovasi dan diferensiasi produk. Salah satunya adalah dengan memperkenalkan produk Telur Asin Herbal Rasa Udang ke pasar global.








BAB II
PEMBAHASAN
2.1.  Karakteristik Produk
2.1.1. Profil Produk
Telur asin herbal rasa udang merupakan inovasi dari telur asin original. Disebut sebagai telur asin herbal karena dalam pengolahan baluran telur digunakan rebusan air herbal yang berasal dari campuran tanaman TOGA. Rasa udangnya sendiri diperoleh dengan cara yang alami yakni dengan memberi pakan bebek berasal dari limbah kepala udang. Perbedaannya dengan telur asin original terletak pada perbedaan warna kuning telurnya. Telur asin original cenderung berwarna kuning pucat atau kuning podang sementara telur asin rasa udang cenderung berwarna oranye kemerahan.
Berikut adalah tehnis operasional pembuatan telur asin herbal ini, diantaranya:
Bahan:
Telur bebek yang berasal dari bebek yang sudah dipakani kepala udang dan telurnya disortir berdasarkan beratnya.
Tanah merah atau tumbukan batu bata merah,
Garam
Gula Merah
Daun Salam
Teh Hijau
Kayu secang
Daun Jambu Batu
Ginseng
Akar Alang-alang
Daun dewa

Sedangkan untuk peralatan yang perlu dipersiapkan adalah panci besar untuk  merebus, peti kayu atau plastik polybag besar untuk tempat mengasinkan telur.


1.      Pertama telur dicuci hingga besih dari kotoran dengan air mengalir.
2.      Langkah berikutnya adalah membuat racikan herbal dengan cara merebus:
10 Lembar daun salam
½ ons akar alang-alang
2 Sendok Teh hijau
1 Lembar daun Dewa
½ ons kayu secang
3 liter Air
10 Lembar daun jambu batu
Tanaman Toga Pendukung lain

3.      Takaran tersebut bisa digunakan untuk kurang lebih 100 butir telur bebek. Rebus racikan herbal sebanyak 1 liter.
4.      Setelah itu, air herbal hasil rebusan dicampurkan dengan:
1 Kg Tanah Merah atau bata merah yang ditumbuk
1 Kg Garam
½ kg gula merah

5.      lalu kemudian masak sampai mendidih.
6.      Setelah mendidih diamkan adonan tersebut hingga dingin, setelah dingin adonan tersebut dilulurkan keseluruh telur bebek hingga merata.
7.      Telur asin yang sudah dilulurkan, diletakkan pada peti kayu ditutup plastik polybag besar selama 15 hari.
8.      Setelah 15 hari, bersihkan telur dari adonan hingga bersih, lalu rebus selama beberapa menit hingga matang.
Dengan proses tersebut, dapat menghasilkan telur asin dengan mutu yang baik, warna telur yang lebih menarik, serta citarasa yang lebih enak, dan berkurangnya kandungan kolesterol. Yang harus diperhatikan dalam proses pembuatan adalah saat mencuci telur. Jika telur tidak dicuci dengan bersih maka biasanya kotoran dapat mempengaruhi rasa telur, begitu juga bila takaran herbal tidak sesuai maka rasa dan khasiat telur asin herbal rasa udang akan terpengaruh sehingga tidak sesuai dengan yang diinginkan.
   Telur asin original                                                        Telur asin rasa udang
 





Telur herbal ini sudah melewati penelitian melalui laboratorium IPB dan dinyatakan sebagai produk yang baik bagi kesehatan serta rendah kolesterol. Jika pada telur asin biasa kandungan kholestrolnya sampai 100%, hasil olahan telur asin herbal ini hanya 4%.  Selain itu, kandungan lemaknya turun cukup signifikan. Lemak telur biasa pada umumnya 13,6 bisa ditekan jadi 5,24. Keistimewaan lain, telur asin herbal rasa udang ini juga  mengandung Omega 3 hingga 214,3 dan kandungan betakarotene mencapai 380. Berikut adalah keunggulan produk ini, antara lain:
1.      Bebas formalin
2.      Tanpa mengunakan vaksin dan hormon
3.      Telur asin herbal tidak menimbulkan alergi dan bisul
4.      Telur yang digunakan adalah telur segar
5.      Kuning telur lebih besar dan kenyal
6.      Tidak  berbau anyir
7.      Mengandung DHA yang tinggi untuk jantung dan baik untuk mata
8.      Mengandung Omega 3
9.      Total kolesterol yang dikandung 400 gram/100 telur (lebih rendah dari telur asin lainnya yang 1000 gram/100 telur)
10.  Mengandung Anti Oksidan Beta Karoten 380 gram/100 telur.

2.2.2. Profil Supplayer
Produsen telur asin herbal ini memang masih relatif sedikit karena tergolong sebagai produk yang masih baru. Salah satu produsen yang terkenal sebagai pembuat telur asin herbal pertama adalah Ambar Turatminah yang bekerja sama kelompok taninya Candi Jaya di wilayah DKI Jakarta. Selain itu ada H Sulaiman, produsen telur asin herbal asal Sidoarjo, yang merupakan usahanya sendiri. Kedua produsen ini dapat dijadikan mitra kerjasama, untuk mengembangkan produk. Selain itu usaha ini juga memerlukan kerjasama dengan peternak lain melalui sebuah asosiasi, sehingga ketersediaan suplai bahan baku terjamin dan dapat meningkatkan produksi.







2.2.  Analisis Potensi Pasar
2.2.1. Analisis SWOT
Weakness
Harga relatif lebih mahal dari harga telur asin original karena membutuhkan bahan-bahan tambahan.
Produsen yang memproduksinya masih relatif sedikit.
Salah campur komposisi atau salah metode pembuatan akan mengubah kualitas rasa dari telur asin ini

Strength
Memiliki nilai tambah dari segi kesehatan
Tampilan lebih cantik dibandingkan telur asin biasa
Tidak menimbulkan alergi atau bisul
Baunya tidak amis
Rendah kolestrol

Threat
Persaingan harga dengan produk telur asin biasa
Para eksportir pendahulu yang sudah memiliki pasar dan pelanggan
Persaingan dengan produk substitutif lain seperti telur asin puyuh, telur asin bakar dan banyak lain jenisnya

Opportunity
Belum pernah diekspor sebelumnya
Kemungkinan untuk diinovasikan untuk varian rasa yang lain


2.2.2. Analisis Segmenting, Targetting Dan Positioning
1.      Segmentasi
            Target pasar untuk telur asin ini bisa masuk ke semua kalangan, terutama mereka yang peduli kesehatan. Karena harganya lebih mahal, seharga Rp 4.000 per butir, pemasaran lebih berpeluang jika dipasarkan ke kalangan rumah tangga kelas menengah keatas, restoran, hotel dan supermarket. Untuk menawarkan telur asin herbal rasa udang ini bisa dilakukan dengan hubungan kemitraan melalui retiling dan menggunakan media internet.
2.    Targeting
            Target utama adalah swalayan, supermarket dan restoran yang berada di negara-negara yang menjadi tujuan pemasaran.
3.    Positioning
            Adapun positioning yang digunakan sebagai brand imagenya yakni:
“Low cholestrol High Performance Healthy”
2.2.3. Negara-negara Tujuan Pasar
1. Singapura
Pasar bagi telur asin asal indonesia sudah terbuka di singapura melalui kerja keras UD Surya Abadi yang sudah mengekpor komoditi ini ke Singapura sejak tahun 2012. Singapura sangat meminati produk telur asin produksi indonesia dan sudah pernah mengimpor 90.000 butir melalui jaringan UD Surya Abadi. Hal ini merupakan peluang yang baik untuk menjajagan telur asin herbal rasa udang ke singapura. Terutama dengan didukung kelas pendidikan yang tinggi di singapura sehingga tingkat kepedulian masyarakat terhadap kesehatan juga relatif tinggi, maka sangat cocok dengan profil produk.
Singapura merupakan negara yang mengalami kelangkaan lahan bahkan perairan. Oleh sebab itu makanan dan minuman menjadi salah satu komoditi impor utama di Singapura.  Singapura juga merupakan pelabuhan transit internasional dan menjadi jalur perdagangan yang strategis. Hal ini tentu akan memudahkan jalur distribusi barang menuju singapura, mengingat rentang geografis antara indonesia tergolong sangat dekat dan mudah dijangkau. Didukung lagi dengan adanya kerjasama ekonomi dan politik yang terjalin melalui ASEAN dan MEA 2015. Kerjasama ini membuat keduanya saling mengurangi pajak satu sama lain.
2.      Jepang
Jepang sudah sangat familiar dengan produk telur asin. Bahkan Jepang telah mengimpor telur asin. Namun telur asin yang diimpor jepang memiliki standart rata-rata 70 gram per butirnya dan biasanya dikemas dalam satu paket dengan kisaran di harga 500 Yen. Telur asin banyak ditemui di pasar tradisional Okachimasi, Tokyo. Masyarakat Jepang sangat menyukai berbagai jenis makanan yang banyak mengandung protein. Itulah sebabnya, mengapa masyarakat Jepang sangat menyukai ikan. Selain ikan, telur juga merupakan sumber protein hewani yang cukup tinggi. Itulah salah satu hal yang menjadi alasan jepang mengimpor telur
Selain itu, saat menghadapi indonesia, Jepang juga akan mengurangi tarif, sama halnya dengan negara-negara ASEAN lainnya. Hal ini disebabkan karena sejak tahun 1998 Jepang merupakan anggota ASEAN+3 ( Cina, Jepang dan Korea Selatan). Dalam hubungan kerjasama ini mereka berurusan dengan isu-isu perdagangan dan moneter yang dihadapi Asia. Anggota ASEAN+3 juga mendiskusikan penciptaan pasar bersama dan bahkan satu mata uang tunggal, ini merupakan salah satu langkah menuju penguatan peran asia dalam ekonomi global dan penciptaan konfigurasi tiga-blok global
3.      Belanda
Selain di Singapura, UD Surya Abadi juga telah membuka pasar telur asin Indonesia  di Belanda. Sayangnya dikala itu, jumlah bahan baku yang tersedia tidak mencukupi karena mereka lebih memprioritaskan ekspor ke Singapura, sehingga Belanda hanya dilayani dalam skala kecil. Hal yang menjadi pendukung utama diterimanya produk indonesia di Belanda adalah karena memang makanan Indonesia sangat populer disana. Mungkin karena disebabkan oleh kedekatan sejarah antara indonesia dan belanda di masa lalu. Hal yang paling pentng dalam memenangkan pasar Belanda adalah bagaimana kualitas kemasan. Menurut mereka, jika sebuah produk dikemas dengan baik dan berkualitas maka kontennya tentunya juga berkualitas, dan mereka berani membayar mahal untuk itu.










2.3.  Aspek Pemasaran
2.3.1. Tehnik Pengemasan


Pada pemasaran lokal telur cukup distempel lalu dikemas dalam kardus, diberi label lalu dikemas dengan plastik. Maka untuk pemasaran ekspor, tehnik pengemasan dibuat lebih kuat dan steril. Hal ini dilakukan untuk menjaga produk tetap dalam keadaan baik, segar dan tidak terkontaminasi oleh bakteri yang dapat membuatnya busuk. Mengingat perjalanan produk sampai ke tempat tujuan pemasaran membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekedar pemasarn lokal. Berikut adalah proyeksinya:







             LOKAL                                                                EKSPOR
Maka langkah pengemasannya adalah sebagai berikut:
1.      menyortir telur yang kecil dan hanya memilih telur yang beratnya minimal 70 gram per butir.
2.      Setiap butir dikemas dalam plastik kedap udara
3.       Telur yang sudah dibungkus dikelompokkan masing-masing 6 butir dan dimasukkan dalam plastik bercetakan telur. Kemudian dimasukkan kedalam kardus dan diberi pengawet
4.      Kardus kemudian di kemas dengan plastik wrap dan dimasukkan ke dalam kardus yang lebih besar. Masing-masing kardus berisi 15 paket telur asin herbal.




2.3.2. Penetapan Harga
Biaya tetap
item ist
frekuensi
biaya/bulan
biaya/ tahun
Gaji Karyawan
5
Rp7.500.000
Rp90.000.000
biaya listrik

Rp75.000
Rp900.000
biaya perjalanan
10
Rp2.000.000
Rp20.000.000
JUMLAH
Rp110.900.000
Di pasar lokal, telur asin herbal rasa udang ini dijual dengan harga Rp 5000- Rp 7000 per butirnya. Sementara untuk penetapan harga pasar internasional maka ditetapkan berdasarkan perhitungan BEP. Berikut adalah perhitungannya:

biaya variabel
asumsi pembuatan 15 karton
Item
frekuensi
harga
Jumlah
telur asin herbal
90
Rp5.000
Rp450.000
sablon plastik kedap udara
100
Rp200
Rp20.000
sablon karton kemasan
15
Rp1.000
Rp15.000
plastik warp
15
Rp700
Rp10.500
JUMLAH
Rp495.500
HARGA BEP/KARTON
Rp33.033

keuntungan yang diharapkan/karton
Rp30.000
harga per karton
Rp75.000
BEP
2643 karton/ tahun




Berdasarkan perhitungan diatas, BEP dapat diperoleh saat penjualan mencapai 2643 unit per tahunnya. Untuk mencapai dan melebihi jumlah tersebut maka setiap bulan banyaknya produk yang terjual harus diatas 250 karton. Jika setiap bulan terjual 250 karton maka dalam setahun sudah terjual 3000 karton dan melebihi BEP, dengan keuntungan minimal. Dengan kuota 3000 unit dan harga Rp 75.000/unit maka omsetnya sebesar 225.000.000/tahun.
Jika di tentukan harga produk sebesar Rp 75.000/unit maka harga jual di negara tujuan pemasaran berdasarkan kurs mata uang yang ditetapkan terhitung sebagai berikut:
Negara
Fraksi
Nilai Kurs
Harga Produk/ Unit
Singapura
1 SGD
Rp 9.823,3
$ 8
Jepang
100 JPY
Rp 10.640,4
¥ 800
Belanda
1 GBP
Rp 20.332,52
£ 4

2.3.3. Tahapan Pemasaran dan Jalur Distribusi
Berikut merupakan rencana tahap pemasaran dan jalur distribusi produk telur asin herbal rasa udang:
1.      Produsen harus memiliki sertifikat NKV level 2 sehingga memenuhi standart ekspor yang akan memudahkan untuk memasuki pasar luar negri. Sertifikat NKV(Nomor Kontrol Veteriner) diperoleh dari Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, dan Peternakan.
2.      Korespondensi, yaitu eksportir melakukan korespondensi dengan importir di luar negeri untuk menawarkan komoditas yang mau dijual. Sesuai dengan rencana pemasaran, dimana produk akan dipasarkan melalui ritelling maka produsen harus melakukan korespondensi dengan ritel yang ada di negara yang dituju dan menjadikan mereka mitra kerjasama yang akan menjadi pelabuhan distribusi sekaligus menjadi pasar bagi produk. Selanjutnya di eksekusi dengan mengadakan kontrak penjualan.
3.      Penerbitan Letter of Credit (L/C), importir membuka L/C melalui bank koresponden di negaranya dan mengirimkan L/C tersebut ke bank devisa yang ditunjuk eksportir di Indonesia.
4.      Mempersiapkan barang ekspor, dengan diterimanya L/C, eksportir segera mempersiapkan barang yang dipesan importir.
5.      Mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), pendaftaran dilakukan ke bank devisa dengan melampirkan keterangan sanggup membayar apabila barang ekspornya terkena pajak ekspor.
6.      Pemesanan ruang kapal, dilakukan eksportir ke Perusahaan. Pelayaran Samudera atau perusahaan penerbangan.
7.      Pengiriman barang ke pelabuhan. Tahapan ini dapat dilakukan oleh eksportir sendiri melalui perusahaan jasa pengiriman barang.
8.      Pemeriksaan Bea Cukai, pihak Bea Cukai akan memeriksa barang-barang yang akan di ekspor beserta dokumennya. Setelah itu ia akan mendatangani pernyataan persetujuan muat yang ada pada PEB.
9.      Pemuatan barang ke kapal. Setelah PEB ditandatangani oleh pihak Bea Cukai, barang bisa dimuat ke kapal. Kemudian pihak pelayaran akan memberikan B/L kepada Eksportir.
10.  Surat Keterangan Asal Barang (SKA), surat ini bisa diperoleh dari Kanwil Depperindag atau kantor Depperindag setempat.
11.  Pencairan L/C, apabila barang sudah dikapalkan, eksportir bisa mencairkan L/C ke bank dengan menyerahkan syarat B/L, faktur, packing list.
12.  Pengiriman barang ke importir.
















DAFTAR PUSTAKA

Cateora. 2011. International Marketing. Salemba:Jakarta
www. Apps Bisnis.com: 2 Desember 2014 tentang: Kisah Sukses Eksportir Telur Asin

No comments:

Post a Comment