Friday 24 April 2015

KOLEKSI CERPEN 3


PANGGIL AKU MAMA
KUPU-KUPU KERTAS
By: Ebid GAD
Setiap waktu…
Engkau tersenyum
Sudut matamu,
Memancarkan rasa…
Keresahan yang terbenam,
Kerinduan yang tertahan
Luka dalam yang tersembunyi
Jauh di lubuk hati…
Kata-katamu…
Riuh mengalir bagai gerimis…
Kupu-kupu kertas..
Yang terbang kian kemari..
Aneka rupa dan warna
Di bias lampu temaram…
            Ku lihat dia di tepi kolam. Jari jemarinya asyik berdansa di atas dawai gitar yang di eja setiap kuncinya. Aku hafal betul suasana hatinya setiap kali dia memilih untuk melantunkan senandung Ebiet itu. Dan aku tau tiada yang lain selain aku yang bisa membuatnya sesedih ini.
            Terkadang aku memang merasa sangat bersalah setiap kali membuatnya seperti ini. Namun entah mengapa, rasa benciku tak pernah teredam setiap kali aku melihat anak itu. Wajahnya selalu mengingatkanku akan insiden 21 tahun yang lalu. Meskipun bukan dia penyebabnya, namun dialah akibat yang menyeruak menjadi momok dalam rumah tanggaku.
            Hari ini aku memang benar-benar mempermalukannya di kantor. Dia yang tadinya seorang direktur creative ku turunkan begitu saja menjadi seorang office boy. Aku memang sengaja karena aku tak rela anak itu mencampuri kerajaan bisnisku. Meskipun enam bulan terakhir, selama aku terpuruk di ranjang rumah sakit, dia telah memberikan kontribusi yang besar untuk perusahaanku lewat tender-tender besar yang berhasil ia menangkan. Aku tak peduli, akulah pimpinannya, tentu secara mutlak hak veto berpihak di kedua tanganku.
“Bu!”sapanya padaku membuyarkan renunganku, aku sedikit malu karena tertangkap basah sedang mengamatinya.”Baru pulang, Bu?perlu saya buatkan minuman hangat?”tawarnya padaku
“Nggak usah!”jawabku ketus
“Ya sudah, saya permisi dulu, sugeng dalu..”ku lihat sikapnya masih sangat hangat, tak terlintas sedikitpun raut marah di wajahnya.
**
“Mang Kas….berangkat ya..”teriaknya ku dengar pagi-pagi, ku toleh dari jendela kamarku, benar memang dia dengan seragam OB dan sepeda jengkinya. Sepagi ini dia sudah berangkat, “Lho Den, kok nggak bawa mobil?mobilnya udah Mang siapin.”
“Mang..mang…nggak lihat seragam baru saya…masak saya ke kantor bawa mobil…kan nggak lucu, Mang?”guraunya
“Hahahah…iya juga ya, Den..?”
“Lho? pagi-pagi kok udah berangkat?”sapa putra sulungku, yang baru saja pulang jogging.”Nggak bareng mas aja, hmm?”
“Nggak lah, Mas?Aji naik sepeda aja, sekalian olahraga, duluan ya, Mas.”
“Dia selalu berangkat sepagi ini?”tanyaku pada putra sulungku
“Yah.. anak yang rajin, punya integritas dan passion yang tinggi, tapi mama justru terlalu mementingkan ego dan terkesan subyektif.”tutur putraku dengan nada sedikit marah. Aku tau betul dia sangat berpihak pada adiknya itu.
##
            Akupun sampai di kantor. Ku lihat dia sedang membersihkan kaca jendela kantor.
“Lho? pak Aji? turun jadi OB sekarang?” tanya seorang dewan direksi
dia hanya tersenyum.”Pak Aji… Pak Aji…sarjana luar negri kok mau-maunya di taruh di bagian OB,  kan kinerja bapak saya lihat juga sangat baik” ku dengarkan saja pembicaraan mereka.
“Nggakpapa Pak, saya kemaren kan cuma menggantikan untuk sementara saja, lagipula sesuatu yang di raih dari nol itukan lebih terasa perjuangannya daripada yang di raih secara instant,”
“Saya salut sama pak Aji, ya sudah, saya ke dalam dulu ya!”
“Ya, mari..” sebijaksana itukah dia? tidak sedikitpun ku lihat urat malu yang menggeliat di wajahnya, dia memang sangat tenang. Akupun bergerak mendekatinya. Tapi aku kembali berpikir, untuk apa aku mendekatinya.
**
            Jam makan siangpun tiba. Ku lihat dia masih asyik bekerja membantu karyawan lain menyelesaikan tugasnya.
“Aji itu pimpinan yang baik, dia tidak hanya sekedar memimpin, memerintah lalu menunggu laporan di sodorkan untuk diteliti, tapi selama dia bekerja dulu, dia selalu turun membimbing timnya menyelesaikan tugas, dia pekerja keras, telaten dan tangguh.”tutur putraku yang bicara di belakangku”itu sebabnya dia sangat dihormati oleh karyawan disini?bukankah dulu ayah juga seperti itu?”
“Jangan pernah samakan dia dengan ayah kamu, dia bukan siapa-siapa ayah kamu, dia cuma anak haram, anak pembunuh ayah kamu,”tegasku yang tak suka dia menyamakan anak itu dengan almarhum suamiku.
“Mama benar, dia mungkin anak haram bagi mama, tapi dia justru lahir dari rahim mama, dia membawa darah saya begitupun juga dia membawa darah ayah.”akupun menamparnya,entah kenapa akhir-akhir ini dia mulai sangat berani menentangku dan bicara tidak hormat kepadaku. Semuapun memperhatikan kami, termasuk dia.
“Kamu sudah bikin mama sakit hati.”
“Sakit? masih lebih sakit hati saya setiap kali melihat mama menyakiti Aji, mama bukan ibu yang baik, suatu hari nanti mama akan menyesal sudah memperlakukan Aji seperti ini.”diapun meninggalkanku begitu saja.
“Sudah-sudah, ayo kita kerja lagi.”dia mencoba mendisiplinkan karyawan yang sempat gaduh melihat pertengkaranku dengan putraku tadi.”Ibu, tenang ya?”diapun mendekatiku dan coba menenangkanku
“Seharusnya saya memang melenyapkan kamu dari dulu, kamu dan bapak kamu sudah menghancurkan rumah tangga saya.”ku lihat matanya mulai berkaca-kaca. Biarkan, aku memang sengaja.
**
            Sepulang kerja ku habiskan waktuku di luar hingga larut malam. Rasanya aku tak ingin pulang ke rumah karena suasana hatiku sangat buruk, namun ku coba menguatkan diri. Akupun pulang sangat larut. Tak ku lihat dia duduk di depan pintu rumah seperti  biasa. Sejak kecil dia selalu menunggu dan menyambutku datang selarut apapun itu. Entah kenapa malam ini aku tak melihatnya di sana.
Rumah terasa sangat sepi. Sepertinya semua sudah pergi tidur. Aku memang tak pernah pulang selarut ini. Ku lihat pintu kamar Aji masih terbuka, akupun ke sana, entah kenapa aku sangat tertarik untuk kesana. Ku tengok dia. Rupanya dia sudah nyenyak. Baru sekali ini aku masuk ke kamarnya. Ku lihat lampu meja kerjanya masih menyala dan ada sebuah buku harian di sana. Akupun mengambilnya dan membawanya keluar dengan lancang.
Ku bawa buku itu ke kamarku. Entah kenapa aku sangat penasaran dengan apa yang di tulisnya di dalam buku itu. Ku buka perlahan, ku amati, sepertinya buku ini mulai di tulis sejak dia masih bocah. Akupun mulai membaca.
“Hari ini,aku dapat juara lagi,tapi sayang ibu nggak lihat aku waktu tadi aku lomba. Mang Kas bilang ibu memang nggak mau lihat, tapi aku percaya sebenarnya ibu bukan nggak mau lihat aku, tapi ibu memang sedang sibuk kerja.”
(*)
            “Aku nggak percaya waktu temen-temen ibu bilang kalau ibu nggak sayang sama aku. Kalau ibu nggak sayang sama aku, kenapa ibu mau mengandungku selama 9 bulan?itukan berarti ibu sayang sama aku”
(*)
“Ibu memang sering bentak-bentak aku, ngomong kasar ke aku, dan nyuruh ngerjain apa-apa sendiri, itu bukan karena ibu nggak suka sama aku, tapi aku tau, ibu pasti pingin aku jadi anak yang kuat dan mandiri.”
(*)
“Hari ini mas Unggul ulang tahun dan ibu ngasih dia kado mainan yang baguuuusss banget, semoga di hari ulang tahunku nanti, ibu juga ngasih kado yang sama bagusnya kayak punya mas Unggul”
(*)
“Hari ini aku ulang tahun,aku pingin banget ibu kasih aku kado seperti yang ibu kasih sama mas Unggul, tapi waktu ibu pulang, ibu nggak bawa apa-apa buat aku, aku nggak papa, mungkin saja ibu memang lagi nggak punya uang.”
(*)
“Akhirnya aku lulus SMP, aku udah tambah gede nih.. bangku SMA sudah di depan mata, sayangnya waktu wisuda tadi ibu nggak bisa datang katanya ibu lagi sakit, jadi yang datang malah Mang Kas sama Bik Mar, sedih sih…saat temen-temen bisa foto-foto sama papa mamanya aku justru bikin rekor foto sama supir ibuku.”
(*)
“Terkadang aku bingung, mas Unggul boleh panggil ibu, mama…kenapa aku nggak boleh ya? andai aku bisa panggil beliau mama biar sama-sama kayak mas Unggul”
Tak terasa banyak sudah air mataku yang tumpah saat membaca buku harian ini. Aku tidak pernah merasa seharu ini sebelumnya. Tiba-tiba saja sebuah bulpoint jatuh di bawah kakiku. Ada sebuah lembaran yang kelihatannya baru saja di tulisnya. Ku buka halaman itu.
“Besok usiaku menginjak 22 tahun, tak terasa aku semakin dewasa, aku bersyukur banyak sekali pencapaian yang berhasil aku raih, namun di sisi lain, aku juga harus menerima kenyataan bahwa hal yang selama ini aku tepis kenyataannya memang benar adanya, setelah ku baca kembali buku harian ini dari awal, akhirnya aku sadar…ibu, memang tak pernah menyayangiku selayaknya putra yang lahir dari rahimnya. Ibu membenciku, di matanya aku hanya anak haram dari pembunuh almarhum suaminya. Aku merasa sangat bersalah setiap kali melihat wajah ibu. Maka untuk menebus semuanya aku rela menukar apapun untuk kebahagiaannya, termasuk memberikan nyawaku untuk di tukar dengan nyawa keduanya. Semoga apa yang sudah aku korbankan bisa menebus kebahagiaannya yang pernah aku renggut dengan kehadiranku di dunia ini. Saat ini rasanya nafasku tinggal sisa-sisa terakhir. Aku tidak lagi kuat menunggu dan menyambutnya pulang seperti biasa karena tubuhku sudah mulai ringkih. Aku hanya bisa berharap aku masih bisa melewati malam ini agar aku bisa menjemput 22 tahunku dengan melihat senyumnya esok hari. Saat ini aku tak lagi menginginkan apapun darinya tuhan, boleh memanggilnya dengan panggilan mama..itu saja cukup mengantarkan aku tidur tenang…sungguh aku ingin memanggilnya mama….mama…”
            Spontan saja aku langsung menuju kamarnya begitu aku selesai membaca lembar terakhir buku hariannya itu. Apa yang sebenarnya terjadi. Apa maksud tulisannya itu.
“Aji…Aji…bangun! Aji…”aku membangunkannya, namun dia tak kunjung bangun juga. Akupun membalik tubuhnya ke hadapanku.”Aji…”ku lihat darah mengalir di hidungnya, aku coba menyadarkannya namun dia tak kunjung bangun juga. Aku berteriak memanggil putra sulungku.
“Ada apa ma?Aji…Aji kenapa ma?Aji bangun Ji….Aji…”
“Ayo bawa dia ke Rumah Sakit, ayo Nak….!” Kamipun segera melarikannya ke Rumah Sakit. Aku berharap semuanya belum terlambat. Aku berharap tuhan memberiku kesempatan untuk menebus kesalahanku dan memperbaiki semuanya.
 “Maafkan saya mbak, saya sudah peringatkan Aji sebelumnya, kalau dia tetap nekat,sama saja dia bertukar posisi dengan mbak karena ginjal kanannya bermasalah,tapi dia tetap ngotot mendonorkan ginjal kirinya untuk menyelamatkan mbak.”jelas adikku yang selama ini jadi dokter pribadiku
“Lalu, sekarang?apa yang bisa kita lakukan”
 “Sudah terlambat, Mbak, kita terlambat,racun sudah menyebar di seluruh tubuhnya, dia sudah tidak bisa di selamatkan dengan jalan apapun, sebaiknya kalian temui dia, ikhlaskan dia pergi agar tidak semakin lama tersiksa.” Aku dan putrakupun masuk. Aku berbisik di telinganya, berharap alam bawa sadarnya berkenan membawa dia kembali sejenak.
“Aji..Aji…bangun sebentar saja, Nak…ayo panggil ibu mama, katanya kamu pingin panggil ibu, mama, ayo bangun, Nak..jangan bikin ibu menyesal karena nggak pernah penuhi permintaan kamu…ayo panggil ibu, mama…ayo Ji..”dia sama sekali tak meresponku”Aji..”
“Mama…”tiba-tiba ku dengar mulutnya lirih memanggilku dengan panggilan mama.
“Aji…maafin mama ya, Nak..”isakku
“Mama…mama…makasih…” detak jantungnyapun tak lagi terdeteksi. Dia  benar-benar pergi, tepat dini hari. Aku masih beruntung bisa memenuhi harapan terakhirnya, meski Cuma ini satu-satunya yang pernah aku berikan untuknya. Maafkan mama Ji….

Thursday 23 April 2015

KOLEKSI CERPEN 2


KEPOMPONG GANG DOLLI
             Ku poles lagi wajahku.Ku rapikan rambutku yang ku urai panjang.Ku pertebal gincuku agar semakin terkesan sensual.Ku pilih busana yang bisa melukiskan lekuk tubuhku.Lihat lah aku,saat ini aku justru jadi primadona dengan tip yang fantastis.
             Ironis,padahal dulu aku berjanji akan segera berhenti begitu ku rasa  rupiahku cukup untuk membiayai tunggakan biaya kuliahku.Lalu kini?bukannya berhenti malah aku semakin menikmati pekerjaan yang nista ini.Entah apa yang mendasari pemikiranku ini,apa karena aku sudah terlanjur terjun dan harus berani berenang atau aku justru memang benar-benar sudah menjadikan ini lahan uangku.
             Dulunya aku memang menyambi dengan menjadi guru private untuk anak-anak,tapi seiring dengan kurs pendidikan yang semakin hari semakin tinggi,gajiku tak lagi bisa menutupinya,belum lagi kebutuhan lainnya,sementara ayahku yang jelas-jelas berada justru sama sekali tak punya simpati untukku.Hanya aku yang berjuang demi bisa memberikan ijazah S1 untuk ibuku yang sangat ingin aku menyandang gelar sarjana.
              Bekerja serabutan telah aku lakoni namun tetap saja nilainya jauh di bawa apa yang aku butuhkan,di tambah lagi pihak kampus yang tak ada sedikitpun toleransi untuk memberiku dispensasi.Hal inilah yang mendorongku untuk terjun ke surga malam ini begitu ada teman yang menawarkannya kepadaku.
                Gang Dolli,surga bordil yang tersohor namanya di segala pelosok dan aku jadi salah satu bidadari hitamnya.Di sinilah keperawananku ku gadaikan demi menebus selembar ijazah sarjana ekonomi.
“Greta..cepetan,nduk?di tunggu tamu istimewa.”panggil mbak Ros,membuyarkan renunganku.Segera ku rapikan lagi penampilanku sebelum keluar dari kamar riasku.”Di kamar 15.”tunjuk mbak Ros.Bagaimana tamuku malam ini?berapa tebal tip yang akan dia berikan untukku?itulah yang selalu terpikir alam benakku sesaat sebelum memulai pelayananku.
                 Ku buka kamar 15 itu perlahan.Tak tercium sedikitpun aroma sigarret dan Brandy yang acap kali jadi aroma khas kamar bordil ini ketika menunggu pelayanan siap di sajikan.Ku lihat seorang pria duduk membelakangiku di ranjang,Aku belum bisa menangkap wajahnya.
“Ekstra yo mbak.”ucapnya. Sesaat lagi diapun melempar seikat uang ke arahku.waw,..ini kali pertamaku menerima tip sefantastis ini”20 juta”ucapnya,kaya sekali orang ini
“Untuk berapa jam?”
“Layani dulu!”suruhnya.Ku belai bahunya sebagai pemanasan.Malam ini aku benar-benar jadi yang paling mahal,”20 juta untuk pelayanan free.”ucapnya,
“Free?”aku kaget mendengar ucapannya.Aku belum bisa mengambil resiko pelayanan free itu karena selama ini para tamu yang menginginkan pelayananku,selalu aku wajibkan untuk mengenakan pengaman seperti kondom dan sejenisnya.
“Nggak berani?”dia menyindir keprofesionalanku.Diapun berbalik,Pak kris?diakan dosen waliku.
“Pak Kris?”
“Greta,kepompong gang dolli dengan tip fantastis tapi ternyata sama sekali  tidak professional?”sindirnya padaku.Aku hanya terdiam tak merespon sedikitpun.Habiskah aku kali ini?.Bagaimana keputusan finalnya nanti saat tau mahasiswanya seorang PSK.Rasanya saat ini tubuhku tengah di belit surat DO.
“Bagaimana bapak tau,saya bekerja di tempat ini?”
“Tuhan yang mengatur segalanya,dia yang menunjukkan kejanggalan ini,supaya dapat segera saya hentikan.”kamipun saling diam,hingga sesaat kemudian“Huuuuuffft….”ku hela nafasku bersamaan dengan beliau.
“Nduk..nduk…kok pendek sekali pikiranmu.”ucapnya.
“Saya kepepet,Pak”ucapku.
“Bukan seperti ini caranya,Nduk?semua bisa di bicarakan baik-baik.”
“Sudah saya coba,Pak..tapi kenyataannya pihak kampus terlalu bersifat kekeluargaan,hanya orang-orang yang  masih berbau dosen,atau yang masih kerabat rector saja yang kiranya mudah di dengar,sementara orang-orang independen seperti saya ini?di gubrispun tidak?”
“Sudahlah,Nduk..berhentilah dari tempat ini,pulanglah bersama bapak,sebelum kamu benar-benar menjadi seekor kupu-kupu.”bujuk pak Kris.”Sebelum semua terlambat…”tatap mata teduhnyapun semakin menyudutkanku,
           Ku ambil jaket beliau.Ku balut kan pada tubuhku yang terbuka oleh pakaian yang serba minim ini.Sudah ku putuskan,malam ini aku resmi berhenti dari tempat ini.
“Mbak Ros..”sapaku pada mbak Ros,aku agak canggung”saya berhenti mulai malam ini.”beliau tersenyum,dia mengusap kepalaku.
“Semoga sukses,Nak…jangan lagi kamu terjerumus di tempat seperti ini,suatu saat sayapun akan berhenti”ucapnya sebagai pengantar perpisahan denganku.Aku beruntung punya bos seperti mbak Ros yang mengerti kondisi orang,padahal untuk yang lainnya belum pasti aku bisa keluar dari tempat ini dengan selamat.Aku hanya bisa berdoa semoga tuhan bisa secepatnya member hidayah kepada mbak Ros,seperti aku sekarang.
              Ku hapus semua masa laluku yang kelam itu.Sejak malam itu hingga berakhir dengan bergantinya tahun baru ini,sudah mulai ku buka lembaran baru hidupku bersamaan dengan pendamping yang baru pula.Ada pak Kris yang saat ini resmi jadi suamiku.Aku rasa hanya beliau satu-satunya lelaki yang mau menerima mantan bidadari hitam sepertiku ini.
             Yang paling penting,akhirnya aku berhasil menepati janjiku pada ibu.Selembar ijazah S1 yang ku dapatkan dengan banyak pengorbanan.Ijazah tanpa satupun nilai D.Dengan ijazah itu akan ku tebus semua kesalahan lampauku itu.

Wednesday 22 April 2015

KOLEKSI CERPEN


PESAN BISU UNTUK GURU BAHASA INDONESIAKU
Aku duduk menyepi seusai makan sahur pagi ini. Ku putar sebuah track favoritku New Eta , “dalam pekatnya”. Track itu selalu menjadi satu-satunya track yang selalu ku putar tiap kali ku gundah gulana karena terbesit tentangnya. Seseorang yang pernah menjadi bagian dari masa laluku, bukan yang special tapi justru membekas dalam hatiku sangat dalam. Beberapa malam belakangan ini, entah mengapa dengan asyiknya dia menjamah setiap sin dalam mimpiku. Entah mengapa karena aku rindu padanya atau ada kesan- pesan yang belum tuntas terungkap.
Ku tatapi hamparan langit dini hari yang masih gelap. Bahkan purnama pun masih jelas menampakkan dirinya tanpa malu-malu, meski tanpa satupun bintang yang mengawalnya. Mungkin jika ia hidup maka akan ia ungkapkan betapa ia merasa kesepian, sama sepertiku yang tengah duduk sendiri di kaki langit ini. Dan di tengah aku sedang bercengkrama dengan rembulan itu, sepotong wajahnyapun terbayang samar-samar di inti jari-jarinya. Aku tau bukan rembulan yang membawa bayang-bayang itu muncul namun ilusiku sendiri yang tengah tersugesti oleh semua kenangan tentangnya.
Begitupun angin yang mendesir dingin di sekitar kepalaku. Masuk dengan sinisnya ke dalam telingaku membawa suaranya hingga terngiang-ngiang. Dialog dinginnya yang tak pernah hangat padaku dulunya. Dia begitu angkuh padaku, bahkan sampai hari ini. Mungkin jika dia sehangat yang lain, aku tak perlu penasaran kepadanya seperti ini, dan  membuatku tak berhenti berfikir hingga otakkupun  penuh dengannya dan pada akhirnya justru hatikulah yang menjadi pelariannya.
Dia memang pernah bilang, jika dia tak menyukai bocah perempuan, entah apa alasannya. Namun itulah sebabnya dia begitu acuh kepadaku. Apakah itu sebuah hal yang bisa dibenarkan, sementara mungkin saja nantinya dia justru dikarunia tuhan seorang bocah perempuan sebagai putrinya, akankah dia tetap acuh? Bahkan dalam ajaran hindu memiliki seorang putri merupakan anugrah besar yang diberikan oleh sang hyang widi, jagad dewa batara. Lalu benarkah bocah perempuan yang dia maksud itu sebenarnya diperuntukkan hanya bagiku? Hanya saja dia sungkan untuk jujur, maka diapun mempermainkan nalarku dalam bahasa yang begitu kontekstual.
Andai aku bisa menegurnya saat ini, namun aku masih berfikir dua kali untuk itu. Aku tak mungkin gegabah karena aku pasti tidak akan punya nyali untuk datang ke rumahnya esok lebaran jika saat ini juga ku buka semua uneg-unegku ini. Kearroganant itu adalah haknya, bagaimanapun dia bukan teman sepermainanku yang bisa dengan gampangnya ku panggil mas bro dan ku jatz seenak mulutku. Ada gape yang agung di antara kami meski dalam diri kami masih sama-sama mengalir darah muda. Yah, sebuah batas moral yang agung  yang mau tak mau memaksaku untuk menghormatinya layaknya ku hormati bapak dan ibuku. Karena dia…. Dialah guru bahasa indonesiaku  semasa SMA dulu.

Wednesday 15 April 2015


TEHNIK MEMBONSAI


          Membuat bonsai tampaknya mudah dan sederhana. Padahal, membuat bonsai yang baik sebenarnya cukup sulit bagi orang awam dan gampang-gampang susah bagi yang sudah mengetahuinya. Yang jelas, menciptakan  bonsai yang baik membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Paling cepat 2-4 tahun.
   Lamanya waktu tergantung pada jenis tanamannya. Ada 4 ukuran tinggi bonsai yang bisa dipilih, yakni miniature, kecil, sedang, dan rata-rata. Biasanya bonsai miniature tinggi hanya sekitar 5cm dan dipersiapkan selama sekitar 5 tahun. Bonsai kecil tinggi 5-15cm yang membutuhkan waktu persiapan sekitar 5-10 tahun. Bonsai berukuran sedang tinggi 15-30cm yang memerlukan waktui persiapan sekitar 3 tahun. Membuat bonsai membutuhkan kreativitas, ketekunan, ketelitian, dan kasih sayang.
B. MODEL ATAU GAYA BONSAI
            Model atau gaya bonsai paling dasar yang perlu dikuasi pemula adalah berdasarkan gaya tumbuhnya, yakni formal dan menggantung. Penjabaran lebih jelas kedua gaya ini adalah sebagai berikut:
a. formal
            Model atau gaya formal mengikuti pertumbuhan normal dari tanaman yang bersangkutan. Gaya ini terdiri dari tegak lurus, tegak berliku, dan miring.
1. Tegak Lurus



            Bonsai dengan gaya tegak lurus memiliki batang yang tegak lurus dari pangkal akar sampai ke top mahkota atau puncak batang. Diameter pangkal batang besar dan semakin ke atas batang semakin mengecil. Demikian juga dengan cabang dan ranting pun semakin ke ujung semakin mengecil. Diameter cabang dibagian bawah lebih besar dibandingkan dengan bagian atas. Akar bonsai ini kuat dan menjalar ke segala arah dipermukaan media tanam. Bonsai dengan gaya ini memiliki jarak antar cabang yang tidak merata. Semakin ke atas jarak antar cabangnya semakin rapat. Arah percabangan harus diperhatikan. Pembentukkan bonsai dengan gaya tegak lurus diawali dengan menentukan cabang yang akan dijadikan sebagai top mahkota. Setelah cabang top mahkota ditentukan, batang yang terletak diatasnya dipotong. Sebaiknya, pemotongan batang tersebut menghadap kesamping atau kearah belakang agar bekas pemotongan tidak tampak didepan.
2. Tegak Berliku
            Bonsai dengan gaya tegak berliku memiliki batang yang tegak, tetapi berlekuku-lekuk. Seperti halnya bonsai dengan gaya tegak lurus, bonsai ini juga memiliki pangkal batang yang besar dan semakin ke top mahkota mengecil. Cabang bagian bawah lebih besar dibandingkan cabang dengan bagian atasnya. Namun, cabang bagian atas itu tampak tumbuh di setiap lekukan batang. Cabang bagian bawah dibentuk hingga tingginya sepertiga dari tinggi keseluruhan batang. Lekukan sebaiknya selalu dibuat  mengarah kekiri dan kekanan atau sebaliknya. Agar terkesan alami, arah cabang perlu dibuat kedepan agak menyerong kekiri atau kekanan, sehingga lekukannya tampak dari arah depan.


3. Gaya Miring

      
      Bonsai dengan gaya miring mengesankan sebuah pohon yang tumbuh di sebuah lereng atau tanah yang miring. Bonsai dengan gaya ini memiliki pangkal batang yang lebih besar dari pada pucuk batangnya. Akarnya harus terkesan kuat menahan tegaknya pohon. Pembentukan bonsai bergaya miring diawali dengan pengawetan batang. Batang yang tadinya tumbuh tegak diubah arah tumbuhnya ke samping dengan melakukan pengawatan. Lama-kelamaan, batang yang dikawat akan tumbuh miring dengan sendirinya. Arah percabangan sebaiknya dibuat sejajar dengan permukaan tanah atau merunduk kea rah permukaan tanah, sehingga kesan miring bisa terlihat jelas.
b. Menggantung atau cascade
            Gaya ini berlawanan dengan pertumbuhan normal tanaman. Gaya ini ada dua, yakni semi menggantung dan murni menggantung
1. Setengah Menggantung

            Bonsai dengan model setengah menggantung mengesankan pohon yang tumbuh di tempat-tempat tandus, seperti tebing yang curam. Pohon di sela-sela tebing pertumbuhannya akan membelok ke atas mencari cahaya. Jika dipindahkan ke pot, pohon itu tampak miring dan menggantung. Bonsai dengan gaya ini puncak atau top mahkotanya tidak boleh melebihi bibir pot
2. menggantung
            

              Gaya menggantung sama dengan gaya setengah menggantung, hanya top mahkotanya melebihi atau jauh dibawah biir pot. Cara pembentukannya juga sama dengan pembentukan bonsai bergaya setengah menggantung.
C. TEKNIK MEMBONSAI
a. pemotongan dan pemangkasan
            prinsipnya, pemotongan dan pemangkasan dilakukan hingga lukanya rata dengan permukaan pangkal tumbuhannya. Pemotongan batang atau cabang yang kurang sehat atau pertumbuhannya jelek harus mempertimbangkan pertumbuhan cabang atau lainnya yang sehat. Pertumbuhan bisa diperbanyak dengan cara pemotongan akar mengarah ke samping.
b. pengawatan
            Bertujuan membentuk batang, cabang, dan ranting agar tumbuh sesuai dengan arah yang diinginkan. Pengawatan harus dilakukan dengan hati-hati. Jangan terlalu kencang, tetapi jangan terlalu longgar.
c. posisi bonsai di pot
            Posisi yang sempurna ditentukan oleh letak tanaman di pot yang digunakan. Posisi bonsai tergantung pada gaya yang digunakan. Jadi, bonsai tidak harus ditanam ditengah-tengah pot. Dipot persegi panjang, lonjong, atau oval, atau pot memanjang, tanaman bisa diletakan dengan jarak sepertiga dari sisi pot.
d. penanaman
            Langkah-langkah penanaman bonsai:
1.   siapkan pot, media tanam, dan bakalan bonsai
2.   kurangi akar bakalan bonsai agar sesuai dengan ukuran pot
3.   masukkan sebagian media tanam ke dalam pot
4.   tanam bakalan dengan posisi tanam yang pas
5.   masukkan kembali media tanam untuk menguatkan posisi tanam tersebut, kemudian padatkan menggunakan ujung jari dan telapak tangan
6.   rawat bonsai dengan baik
e. Menciptakan kesan tua
   Bonsai akan lebih bagus jika tanaman tersebut diberi kesan tua. Kesan tua ini biasanya ditandai dengan pertumbuhan cabang yang rata-rata merunduk ke bawah dan akar yang menjalar sampai permukaan tanah


Tuesday 14 April 2015


MEMBUAT ADONAN MIE M

Bahan-bahan

Tepung Terigu Protein Tinggi300 gram
Telur Ayam3 buah
Minyak Goreng1 sendok makan
Garam1 sendok teh
Tepung Terigu untuk taburansecukupnya

Cara membuat

1
Campur rata tepung dengan 1 sdt garam

2
Masukkan telur dan minyak ke dalam tepung kemudian uleni hingga lembut dan adonan mengkilat

3
Bungkus adonan dengan serbet makan. Biarkan dalam suhu kamar selama 30 menit.

4
W1siziisijiwmtqvmdyvmdcvmtcvmzqvntmvnte0lzizntu2nc5qcgcixsxbinailcjjb252zxj0iiwilwf1dg8tb3jpzw50icjdlfsiccisinrodw1iiiwimtgwecjdxq?sha=7b168475
Bagi adonan menjadi 4 bagian. Buat adonan menjadi pipih dengan mesin pembuat mie lubang tingkat 1 (paling besar).

5
W1siziisijiwmtqvmdyvmdcvmtcvmzqvntqvnzmvzjy5mdk3lmpwzyjdlfsiccisimnvbnzlcnqilcityxv0by1vcmllbnqgil0swyjwiiwidgh1bwiilcixodb4il1d?sha=d65a5f8a
Tekuk adonan seperti dalam gambar

6
W1siziisijiwmtqvmdyvmdcvmtcvmzqvntqvodm4lzuzmgrmyy5qcgcixsxbinailcjjb252zxj0iiwilwf1dg8tb3jpzw50icjdlfsiccisinrodw1iiiwimtgwecjdxq?sha=5f85c04d
Pipihkan adonan dengan arah bukaan disebelah atas-bawah

7
W1siziisijiwmtqvmdyvmdcvmtcvmzqvntuvmji3l2fmmdzkys5qcgcixsxbinailcjjb252zxj0iiwilwf1dg8tb3jpzw50icjdlfsiccisinrodw1iiiwimtgwecjdxq?sha=031ab4bf
Lakukan berulang hingga adonan lembut dan rata.

8
Setalah adonan di tingkat 1 halus dan rata, pipihkan adonan berturut-turut pada tingkat ke 2, 3, 4 atau kalau mau lebih tipis lagi hingga tingkat 5.

9
W1siziisijiwmtqvmdyvmdcvmtcvmzqvntyvmzkwl2y2zjdiny5qcgcixsxbinailcjjb252zxj0iiwilwf1dg8tb3jpzw50icjdlfsiccisinrodw1iiiwimtgwecjdxq?sha=f4a74b60
Adonan mie yang sudah dipipihkan dengan mesin mie tingkat ke 5

10
W1siziisijiwmtqvmdyvmdcvmtcvmzqvntcvnje4lzlknwe3ns5qcgcixsxbinailcjjb252zxj0iiwilwf1dg8tb3jpzw50icjdlfsiccisinrodw1iiiwimtgwecjdxq?sha=e3d25ca7
Adonan pipih di letakkan pada serbet makan yang sudah ditaburi tapung terigu. Biarkan adonan pipih ini kering kurleb 30 menit. Saat menunggu kerjakan 3 buah adonan lain seperti langkah sebelumnya.

11
W1siziisijiwmtqvmdyvmdcvmtcvmzqvntgvnzazl2nky2uyns5qcgcixsxbinailcjjb252zxj0iiwilwf1dg8tb3jpzw50icjdlfsiccisinrodw1iiiwimtgwecjdxq?sha=c4a61d65
Potong adonan pipih dengan cetakan mie. taburi mie dengan sedikit tepung terigu. Biarkan mie kering selama 30 menit.

12
W1siziisijiwmtqvmdyvmdcvmtcvmzqvntkvodyvmdhjmwmylmpwzyjdlfsiccisimnvbnzlcnqilcityxv0by1vcmllbnqgil0swyjwiiwidgh1bwiilcixodb4il1d?sha=c675f47c
Didihkan air yang sudah diberi garam. Rebus mie homemade ini selama 3 menit. Mie ini siap di sajikan untuk mie ayam, mie goreng dsb...

13
Proses membuat mie juga bisa dilihat di http://www.youtube.com/watch?v=Q-oifwVQHnw