Aku
meringkuk diatas ranjangku. Imanku kembali menciut diguncang penalaran nakalku
yang terus berkecamuk. Beradu opini dengan pemkiran positifku yang lemah karena
tak pernah ku perkuat lewat semangat hidup.
Ku pejamkan mataku. Ku rentangkan
lenganku dan ku luruskan kedua kakiku. Pelan-pelan ku refresh otakku agar
akalku memperoleh ruang gerak yang sedikit bebas. Aku tak ingin memikirkan
apapun. Kubuang semua kejadian yang terlihat. Ku redam suara-suara bising
bersahutan yang terekam. Ku tangkap sunyi, hanya ku dengar suara hati kecilku
yang berpetuah. Inilah kebiasaan seorang introvert sepertiku ini.
Dan hati kecilkupun berkata…..
“Tenanglah……tenanglah Re…..,
Hadapi saja…….tuhan hanya berniat
untuk menjadikanmu dewasa,
Selama kamu tetap berjalan dalam
jalurnya, maka semua ini hanyalah sebuah ujian yang harus kamu selesaikan, dan
bukanlah sebuah hukuman.
Lihatlah…….
Tuhan bahkan bisa sangat baik bukan?
Pada orang-orang yang mengabaikannya begitu saja?kenapa tidak pada orang-orang
yang dengan setia menyembahnya?
Percayalah…
Dia pasti menunjukkan setiap jalan
dengan caranya yang istimewa.
Tidak satupun manusia di dunia ini
yang bebas dari cobaan dan ujian.
Layaknya sebuah permainan bukan? Kamu
hanya perlu menyelesaikan setiap tugas dan tantangan agar bisa naik ke level
berikutnya. Begitupun setiap level permainan itu, tentu semakin tinggi levelnya
pasti tugas dan tantangan yang dihadapkanpun akan semakin rumit. Namun saat
kamu berhasil menyelesaikannya hingga level terakhir, kamu pasti akan merasa
puas.
Jangan menyerah hari ini Re….
Karena saat kamu menyerah hari ini,
kamu tidak akan pernah menjemput hari esok, kamu tidak pernah tau berapa
langkah lagi kamu akan sampai pada tujuanmu. Bisa saja saat kamu berhenti,
justru tujuan itu sudah tinggal selangkah lagi.
Cobalah setulus mungkin….
Janganlah pernah kamu beribadah hanya
untuk diberi pahala atau rezeki yang melimpah tapi, beribadahlah karena kamu
menghendaki keridhoannya. Pemberian yang diberikan dengan ikhlas akan lebih
berarti dibandingkan dengan pemberian yang diberikan karena terpaksa.
Maka bersyukurlah…
Atas setiap nikmat maupun cobaan yang
diberikannya, karena saat itulah kamu kan merasakan betapa nikmatnya hidup
menjadi orang yang ikhlas dan dengan hal itu, kamu tidak akan merasakan sebuah
beban.
Akupun kembali terjaga. Ku hela nafas
besar, sambil ku tatap focus plafon kamarku. Haaaahh…yah, mungkin inilah yang
namanya jatuh bangun. Aku hanya perlu belajar ikhlas, agar bisa selalu bangkit
dari setiap kegagalan.
Mungkin saat ini aku tengah terjatuh,
namun semua belum berakhir. Tak seorangpun tau apa yang akan terjadi ke depan.
Yang perlu aku ingat hanyalah, aku tidak boleh mengalir begitu saja, karena
apapun yang mengalir selalu akan jatuh kebawah. Mungkin yang tepat bagiku saat
ini adalah sebuah pepatah “berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian.
Terpikir sebuah teori Mahatma Gandi yang
telah disampaikan oleh salah satu dosenku dalam mata kuliahnya tempo hari, “
berpikirlah positif, karena dengan berpikir positif maka ucapan kitapun akan
menjadi positif, ucapan yang positif akan membawa perilku yang positif dan
perilaku yang positif akan menjadi kebiasaan yang positif.” Yah, memang
berpikir positif adalah obat yang paling mujarab yang ku butuhkan untuk
mengobati gejala frustasiku saat ini.
Prastika
Prabu Sasmitro “86”
4-10-2014
11.11 WIB
semangat kakak.. semua akan indah pada waktunya..
ReplyDeleteamiin.....pasti semangat dong.....
ReplyDeletekarena saat kita berhenti hari ini, kita tidak akan menjemput hari esok
siph kak.. :)
ReplyDelete