Tuesday 18 November 2014

DALAM SEBUAH ASA 2

Aku meringkuk diatas ranjangku. Imanku kembali menciut diguncang penalaran nakalku yang terus berkecamuk. Beradu opini dengan pemkiran positifku yang lemah karena tak pernah ku perkuat lewat semangat hidup.
          Ku pejamkan mataku. Ku rentangkan lenganku dan ku luruskan kedua kakiku. Pelan-pelan ku refresh otakku agar akalku memperoleh ruang gerak yang sedikit bebas. Aku tak ingin memikirkan apapun. Kubuang semua kejadian yang terlihat. Ku redam suara-suara bising bersahutan yang terekam. Ku tangkap sunyi, hanya ku dengar suara hati kecilku yang berpetuah. Inilah kebiasaan seorang introvert sepertiku ini.
          Dan hati kecilkupun berkata…..
“Tenanglah……tenanglah Re…..,
Hadapi saja…….tuhan hanya berniat untuk menjadikanmu dewasa,
Selama kamu tetap berjalan dalam jalurnya, maka semua ini hanyalah sebuah ujian yang harus kamu selesaikan, dan bukanlah sebuah hukuman.
Lihatlah…….
Tuhan bahkan bisa sangat baik bukan? Pada orang-orang yang mengabaikannya begitu saja?kenapa tidak pada orang-orang yang dengan setia menyembahnya?
Percayalah…
Dia pasti menunjukkan setiap jalan dengan caranya yang istimewa.
Tidak satupun manusia di dunia ini yang bebas dari cobaan dan ujian.
Layaknya sebuah permainan bukan? Kamu hanya perlu menyelesaikan setiap tugas dan tantangan agar bisa naik ke level berikutnya. Begitupun setiap level permainan itu, tentu semakin tinggi levelnya pasti tugas dan tantangan yang dihadapkanpun akan semakin rumit. Namun saat kamu berhasil menyelesaikannya hingga level terakhir, kamu pasti akan merasa puas.
Jangan menyerah hari ini Re….
Karena saat kamu menyerah hari ini, kamu tidak akan pernah menjemput hari esok, kamu tidak pernah tau berapa langkah lagi kamu akan sampai pada tujuanmu. Bisa saja saat kamu berhenti, justru tujuan itu sudah tinggal selangkah lagi.
Cobalah setulus mungkin….
Janganlah pernah kamu beribadah hanya untuk diberi pahala atau rezeki yang melimpah tapi, beribadahlah karena kamu menghendaki keridhoannya. Pemberian yang diberikan dengan ikhlas akan lebih berarti dibandingkan dengan pemberian yang diberikan karena terpaksa.
Maka bersyukurlah…
Atas setiap nikmat maupun cobaan yang diberikannya, karena saat itulah kamu kan merasakan betapa nikmatnya hidup menjadi orang yang ikhlas dan dengan hal itu, kamu tidak akan merasakan sebuah beban.
          Akupun kembali terjaga. Ku hela nafas besar, sambil ku tatap focus plafon kamarku. Haaaahh…yah, mungkin inilah yang namanya jatuh bangun. Aku hanya perlu belajar ikhlas, agar bisa selalu bangkit dari setiap kegagalan.
          Mungkin saat ini aku tengah terjatuh, namun semua belum berakhir. Tak seorangpun tau apa yang akan terjadi ke depan. Yang perlu aku ingat hanyalah, aku tidak boleh mengalir begitu saja, karena apapun yang mengalir selalu akan jatuh kebawah. Mungkin yang tepat bagiku saat ini adalah sebuah pepatah “berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian.
          Terpikir sebuah teori Mahatma Gandi yang telah disampaikan oleh salah satu dosenku dalam mata kuliahnya tempo hari, “ berpikirlah positif, karena dengan berpikir positif maka ucapan kitapun akan menjadi positif, ucapan yang positif akan membawa perilku yang positif dan perilaku yang positif akan menjadi kebiasaan yang positif.” Yah, memang berpikir positif adalah obat yang paling mujarab yang ku butuhkan untuk mengobati gejala frustasiku saat ini.


Prastika Prabu Sasmitro “86”
4-10-2014

11.11 WIB

3 comments:

  1. semangat kakak.. semua akan indah pada waktunya..

    ReplyDelete
  2. amiin.....pasti semangat dong.....
    karena saat kita berhenti hari ini, kita tidak akan menjemput hari esok

    ReplyDelete