Thursday 14 May 2015

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN



MAKALAH
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN
TUMBUH KEMBANG INDUSTRI ASURANSI DI INDONESIA
Dosen Pengampu:
Agung Surianto S.E, M.S.M
Logo_universitas_muhammadiyah_gresik.png
Disusun Oleh:
Wahyu Retno Larasati         (12311043)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
FAKULTAS EKONOMI-PRODI MANAJEMEN
TAHUN AKADEMIK 2012-2013









BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang   
Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa Indonesia merupakan negara besar yang memiliki jumlah penduduk yang padat lebih dari 200 juta jiwa dengan angka usia muda yang sangat tinggi seiring dengan tingkat natalitasnya yang juga tinggi. Jumlah penduduk yang besar, tingkat pertumbuhan yang tinggi serta pendapatan perkapita yang semakin beranjak naik mendorong tingkat konsumsi yang semakin tinggi pula. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia dipandang sebagai pasar yang sangat menjanjikan mengingat masyarakat Indonesia sendiri sangat ramah dalam merespon segala produk yang masuk dalam negeri.
Produk yang diperdagangkan di Indonesiapun sangat kompleks dan memenuhi berbagai bidang termasuk salah satunya di bidang keuangan. Tak heran bila pemilik modal asing dan tenaga pemasar berbagai produk keuangan berbondong-bondong masuk ke negri konsumtif ini mulai dari pojok sabang hingga merauke. Salah satunya adalah jasa asuransi yag memandang Indonesia sebagai pasar yang menggiurkan untuk memasarkan produk-produk asuransinya. Meskipun hingga saat ini, angka pemegang polis di negeri ini masih tergolong minim , yakni sekitar 4 % atau kira-kira 9,5 juta individu.
Meskipun angka pemegang polis di Indonesia masih tergolong rendah dan tingkat penetrasinya yang masih di bawah 2 % atau berkisar pada angka 1,31% namun para pelaku pada industry ini optimis bahwa peluang asuransi untuk berkembang di Indonesia masih sangat besar mengingat misi dan I’tikad baik yang mereka bawa dalam memberikan manfaat bagi para nasabah mereka. Dalam makalah ini, penulis akan membahas peluang dan tantangan dalam perkembangan industri asuransi di Indonesia.

1.2. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yakni diantaranya:
1.      Apa saja bentuk industri asuransi yang tumbuh di Indonesia?
2.      Bagaimana bentuk peluang dan tantangan yang dihadapi perusahaan asuransi di Indonesia dalam perkembangannya?
3.      Bagaimana peluang asuransi modern dibanding asuransi berbasis tradisional?
4.      Bagaimana kiat-kiat perusahaan asuransi yang sukses menyikapi tantangan yang datang dan strateginya dalam menghadapi persaingan dalam industri asuransi?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah, diantaranya:
1.      Untuk mengetahui bentuk industri asuransi yang tumbuh di Indonesia.
2.      Untuk mengetahui bentuk peluang dan  tantangan yang dihadapi perusahaan asuransi di Indonesia dalam perkembangannya
3.      Untuk mengetahui peluang asuransi modern dibanding asuransi berbasis tradisional.
4.      Untuk mengetahui kiat-kiat perusahaan asuransi yang sukses menyikapi tantangan yang datang dan strateginya dalam menghadapi persaingan dalam industri asuransi



BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Asuransi
            Menurut kitab undang-undang hukum dagang pasal 246
            Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu
            Menurut undang-undang nomer 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian
            Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih , dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada pihak tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan di derita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yag dipertanggungkan
            Menurut paham ekonomi
            Asuransi merupakan suatu lembaga keuangan karena melalui asurasni dapat dihimpun dana besar yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan, bermanfaat bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam bisnis asuransi, serta asuransi bertujuan memberikan perlindungan atau proteksi atas kerugian finansial atas peristiwa yang tak terduga sebelumnya.
            Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung yang berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik dan tergantung pada faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkat resiko dan jumlah nilai pertanggungan .
            Saat kemungkinan terjadinya kerugian resiko sangat tinggi, pihak penanggung tentu saja akan memperhitungkan tingkat premi yang jauh lebih tinggi daripada pertanggungan yang kemungkinan terjadinya kerugiannya kecil. Selain itu, ditentukan pula waktu pembayaran berdasarkan perjanjian yang disepakati kedua belah pihak melalui polis asuransi. Biasanya pembayaran dilakuakan bulanan, tiga bulanan, semesteran atau tahunan.
            Polis asuransi adalah bukti perjanjian tertulis antara pihak penanggung dan tertanggung dan memegang peranan penting dalam menjaga konsistensi pertanggungjawaban antara kedua belah pihak. Dengan adanya polis maka perjanjian memilki kekuatan hukum dan menjamin bahwa penanggung akan mengganti kerugian yang mungkin dialami tertanggung atas peristiwa yang tak terduga. Polis asuransi memuat beberapa unsure, diantaranya:
1.      Nomor polis
2.      Nama dan alamat tertanggung
3.      Uraian resiko
4.      Jumlah pertanggungan
5.      Jangka waktu pertanggungan
6.      Besar premi, bea materai dan lain-lain
7.      Bahaya-bahaya yag dijaminkan
8.      Khusus untuk polis kendaraan bermotor ditambah pula dengan nomor polisi, nomor rangka dan nomor mesin kendaraan.

2.2. Prinsip Asuransi
1.      Insurable interest yakni hak berdasarkan hukum untuk mempertanggungkan suatu resiko yang berkaitan dengan keuangan, sehingga sah secara hukum antara tertanggung dengan sesuatu yang dipertanggungkan.
2.      Utmost Good Faith yakni kejelasan transaksi antara kedua belah pihak, artinya kedua beah pihak benar-benar memahami resiko-resiko yang mungkin terjadi selama masa polis. Segala informasi harus jelas, jujur dan transparan.
3.      Indemnity yakni penanggung mengkompensasi resiko yang menimpa tertanggung dengan ganti rugi financial
4.      Proximate cause, prinsip sebab akibat
5.      Subrogation adalah hak penanggung yang telah membayarkan ganti ruginya pada tertanggung untuk menuntut pihak ketiga yang menyebabkan kerugian bagi tertanggung
6.      Contribution adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung-penanggung lain yang memiliki kepentingan yang sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada tertanggung
2.3. Risiko yang ditangani dalam industri asuransi
            Risiko sendiri didefinisikan sebagai suatu kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dan menimbulkan kerugian. Sementara dalam industri asuransi, risiko tersebut diartikan sebagai ketidakpastian dari kerugian finansial. Ada beberapa macam risiko diantaranya:
1.      Risiko murni yakni risiko yang apabila benar-benar terjadi maka akan menimbulkan kerugian, namun apabila tidak terjadi maka tidak akan menyebabkan kerugian dan tidak juga membawa keuntungan
2.      Risiko spekulatif yakni resiko yang memungkinkan terjadinya dua kondisi diantara mendapatkan kerugian atau dapat juga memberikan keuntungan.
Secara umum ada lima cara yang biasa dilakukan seseorang dalam menangani risiko tersebut, diantaranya:
1.      Menghindari risiko (risk avaidance)
2.      Mengurangi risiko (risk reduction)
3.      Menahan risiko (risk retention)
4.      Membagi risiko (risk sharing)
5.      Mentransfer risiko (risk transfer)
2.4. Manfaat asuransi
Ada beberapa manfaat yang dapat diambil tertanggung apabila memiliki asuransi yakni antara lain:
1.      Mendapatkan rasa aman dan perlindungan
2.      Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil
3.      Polis asuransi dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit
4.      Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan
5.      Sebagai alat penyebaran risiko
6.      Dapat membantu meningkatkan usaha dan meminimalisir kerugian
2.5. Bentuk-bentuk industri asuransi
Menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian, jenis usaha perasuransian dibagi menjadi beberpa jenis, diantaranya:
1.      Asuransi kerugian (nonlife insurance)
Yaitu asuransi yang memberikan jasa penanggulangan risiko kerugian materi yang disebabkan oleh peritiwa yang tidak pasti. Termasuk didalam asuransi kerugian adalah asuransi kebakaran, asuransi pengangkutan (marine hull  policy, marine cargo policy, freight) dan asuransi aneka
2.      Asuransi jiwa (life insurance)
Yaitu asuransi yang memberikan jasa penanggulangan resiko yang berkaitan dengan jiwa seseorang termasuk peristiwa meninggalnya orang yang dipertanggungkan. Termasuk didalam asuransi jiwa adalah asuransi kesehatan dan jaminan sosial tenaga kerja
3.      Reasuransi (reinsurance)
Yaitu asuransi yang diasuransikan. Dikatakan sebagai asuransi yang diasuransikan karena disini penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian dari pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung lain atau perusahaan asuransi lain. Berikut gambar skema reasuransi
 











2.6. Pengaturan perasuransian di Indonesia
Peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai dasar acuan pembinaan dan pengawasan atas usaha perasuransian di Indonesia adalah sebagai berikut:
1.      UU Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
2.      PP Nomor 73 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
3.      Keputusan Menteri Keuangan, antara lain:
No.223/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan Perusahaan Asuransi Dan Reasuransi
No.224/KNE.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi Dan Reasuransi
No.225/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi Dan Reasuransi
No.226/CMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan Dan Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi











BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Bentuk-Bentuk Asuransi Yang Tumbuh Di Indonesia
Sudah menjadi pemandangan yang lazim bahwa di Indonesia tumbuh berbagai macam jasa keuangan, baik yang mikro, menengah hingga besar. Salah  satunya adalah jasa asuransi yang beberapa tahun belakangan ini marak berkembang di berbagai pelosok negri mulai dari yang mikro dengan premi Rp. 10.000/ bulan sampai yang makro dengan nilai premi puluhan juta rupiah. Bahkan saat ini bukan hanya perusahaan asuransi murnipun yang bersaing di pasaran melainkan juga perbankan yang sudah mulai memunculkan produk asuransi sebagai salah satu programnya. Hal ini membuktikan bahwa jasa asuransi sangat diminati.
Jasa asuransi menjadi trend dikalangan rumah tangga mikro hingga makro, mengingat saat ini sedang booming pesta politik pemilu 2014, asuransi menjadi salah satu pilihan investasi yang menarik untuk mempertahankan kekayaan dan meningkatkan penghasilan, sekaligus menarik simpatisan para pebisnis asuransi. Terutama lagi asuransi merupakan salah satu portofolio yang tahan akan krisis. Hal itu sebabnya jasa asuransi diprediksikan akan mengalami pertumbuhan yang pesat tahun ini.
Perusahaan asuransi di Indonesia mengandalkan tiga jenis asuransi yang selalu mendominasi portofolio, yakni asuransi kendaraan bermotor, asuransi properti dan asuransi jiwa. Saat ini perusahaan asuransi di Indonesia berjumlah 83 untuk asuransi umum (asuransi kendaraan bermotor dan properti) dan 43 buah asuransi jiwa, jumlah yang sangat besar jika di bandingkan dengan malaysia yang hanya memiliki 30 buah perusahaan asuransi dan Jepang yang hanya memiliki 20 perusahaan asuransi saja. Secara garis besar ada beberapa jenis asuransi yang tumbuh berkembang di Indonesia antara lain
1.      Asuransi jiwa (Life Insurance).
Asuransi jiwa merupakan salah satu jenis asuransi yang sangat diminati masyarakat.  Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa asuransi ini memberikan penanggulangan risiko yang berkaitan dengan jiwa seseorang yang dipertanggungkan karena pada dasarnya seorang manusia menghadapi risiko berkurang atau hilangnya produktivitas ekonomi yang diakibatkan oleh kematian, cacat, PHK dan berbagai kondisi lain yang mungkin di hadapi dan menyebabkan kerugian secara fisik.
Disinilah asuransi jiwa berperan. Di era ini bukan hanya sekedar uang pertaggungan yang diberikan dalam penanggulangan kerugian namun asuransi jiwapun memberikan upaya preventif untuk meminimalisir resiko kematian yang terjadi secara dini pada seseorang lewat akses kesehatan sehingga memudahkan nasabah memperoleh jaminan kesehatan ketika sakit. Ada beberapa perusahaan asuransi jiwa yang tumbuh di Indonesia dan mengalami perkembangan yang sangat signifikan berdasarkan tabel berikut:
Tabel 10 besar asuransi jiwa berdasarkan asset tahun 2012
No
Nama asuransi
Asset (juta Rp)
2012
2011
%
1
PT Prudential Life Assurance
38,873,115
30,959,394
25,56
2
PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia
30,220,532
23,526,740
28,45
3
PT AIA Financial
26,223,891
22,723,759
15,40
4
PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG
24,144,828
21,573,423
11,92
5
Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912
24,092,901
21,488,349
12,12
6
PT Asuransi Allianz Life Indonesia
19,739,842
15,503,366
27,33
7
PT AXA Mandiri Financial Services
14,326,006
11,593,022
23,57
8
PT Avrist Assurance
10,857,014
10,407,642
4,32
9
PT Indolife Pensiontama
10,703,012
8,804,817
21,56
10
PT Asuransi Jiwasraya (persero)
9,296,588
8,000,347
16,20

Sub Total
208,477,729
174,580,859
19,42

Pangsa
78,35%
77,48%


Total asuransi jiwa
266,073,004
225,312,588
18,09

Tabel 10 besar asuransi jiwa berdasarkan premi netto 2012
No
Nama asuransi
Premi netto (juta Rp)
2012
2011
%
1
PT Prudential Life Assurance
18,649,803
14,312,405
30,31
2
PT PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG
10,523,635
12,477,251
-15,66
3
PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia
8,349,766
7,020,007
18,94
4
PT Asuransi Allianz Life Indonesia
8,033,707
6,593,233
21,85
5
PT Indolife Pensiontama
6,279,001
5,479,507
14,59
6
PT Asuransi Jiwa Mega Life
5,829,834
5,254,999
10,94
7
PT AXA Mandiri Financial Services
5,614,452
4,791,453
17,18
8
PT Asuransi Jiwasraya (persero)
5,604,877
4,640,651
20,78
9
Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912
5,390,697
4,995,665
7,91
10
PT AIA Financial
4,974,789
4,261,855
16,73

Sub Total
79,250,561
69,827,026
13,5

Pangsa
78,44%
76,93%


Total asuransi jiwa
101,029,744
90,761,070
11,31

2.      Asuransi umum (asuransi kendaraan bermotor dan asuransi properti)
Menyusul kemudian asuransi umum. Asuransi umum terdiri dari asuransi kendaraan bermotor dan asuransi properti. Asuransi ini memberikan perlindungan atas barang-barang tertanggung dari kehilangan, kebakaran dan berbagai kerugian lain yang kemungkinan timbul. Berikut adalah tabel 10 besar asuransi umum berdasarkan asset dan premi neto 2012
No
Nama asuransi
Asset (juta Rp)
2012
2011
%
1
PT Asuransi Jasa Indonesia (persero)
7,644,608
6,572,786
16,31
2
PT Asuransi Central Asia
7,252,224
5,981,411
21,25
3
PT Asuransi Astra Buana
6,938,092
5,845,058
18,70
4
PT Panin Insurance Tbk
6,463,787
5,610,901
15,20
5
PT Tugu Pratama Indonesia
5,227,366
5,430,147
-3,73
6
PT Asuransi Sinarmas
4,761,189
4,811,655
-1,05
7
PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero)
4,733,161
3,503,966
35,08
8
PT Asuransi Adira Dinamika
3,513,569
2,995,668
17,29
9
PT Asuransi Wahana Tata
2,082,275
1,983,389
4,99
10
PT Asuransi MSIG Indonesia
1,843,415
1,643,272
12,18

Sub Total
50,459,686
44,378,253
13,07

Pangsa
61,61%
62,84%


Total asuransi jiwa
81,900,213
70,621,595
15,97



No
Nama asuransi
Premi neto (juta Rp)
2012
2011
%
1
PT Asuransi Astra Buana
1,958,278
1,744,652
12,24
2
PT Asuransi Sinarmas
1,474,134
1,293,793
13,94
3
PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)
1,358,327
1,179,328
15,18
4
PT Asuransi Adira Dinamika
1,124,018
933,664
20,39
5
PT Asuransi Central Asia
882,143
688,419
28,14
6
PT Wahana Tata
863,098
606,209
42,36
7
PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero)
643,152
441,305
45,74
8
PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk
629,249
521,791
20,59
9
PT Asuransi Bangun Askrida
568,638
446,370
27,39
10
PT Asuransi Jaya Proteksi
484,352
415,140
16,67

Sub Total
9,985,389
8,270,761
20,73

Pangsa
54,68%
54,22%


Total asuransi jiwa
18,262,961
15,255,482
19,71

3.      Asuransi syariah
Prinsip ekonomi islam yang saat ini mulai dimunculkan, memicu maraknya  jasa keuangan berbasis syariah yang mengandalkan sistem bagi hasil dalam prakteknya. Pada dasarnya perusahaan asuransi di Indonesia sebagian besar juga menerbitkan polis berbasis syariah seperti Pru-Syariah dari prudential, Pan Pacific Syariah, autocillin ikhlas dari PT Adira Dinamika, dan masih banyak lagi.
4.      Reasuransi
Perusahaan reasuransi di Indonesia masih tergolong sedikit hanya beberapa  perusahaan saja. 4 yang paling besar adalah PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk, PT Tugu Reasuransi Indonesia, PT Reasuransi Internasional Indonesia dan PT Reasuransi Nasional Indonesia.
3.2. Bentuk Peluang Dan Tantangan Yang Dihadapi Perusahaan Asuransi Di Indonesia.
Berbicara tentang peluang dan tantangan adalah dua hal yang tak terpisahkan. Dimana terdapat peluang tentu pastinya terdapat peluang yang harus di taklukkan. Begitu pula terhadap perusahaan asuransi yang saat ini sedang marak berkembang di Indonesia tentunya memiliki peluang yang sangat besar mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar lebih dari 200  juta jiwa sementara masih sekitar 4% atau kira-kira cuma 9,5 juta jiwa saja yang memiliki polis. Ini berarti masih ada 96% dari 200 jiwa penduduk yang berpeluang untuk diprospek.Belum lagi jika kita mau melakukan fact finding, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang menyanyangi dan mencintai keluarganya serta peduli akan kesehatan, jika kita menemukan fakta ini maka akan lebih banyak lagi polis yang akan terjual.
Peluang juga terdapat pada unit link yang saat ini marak diusung perusahaan asuransi dalam memasarkan produknya. Respon masyarakat Indonesia yang sangat besar pada investasi dapat dijadikan sebagai umpan dalam penjualan polis, karena mereka akan tertarik pada produk yang memberikan manfaat yang besar diiringi dengan tingkat pengembalian yang besar pula.
Disamping peluang, perkembangan asuransi di Indonesia juga mengalami banyak tantangan. Tantangan terbesar adalah pada permodalan asuransi. Hingga saat ini, permodalan masih menjadi kendala bagi perusahaan asuransi di tanah air. Berdasarkan data litbang investor, sedikitnya, ada 5 perusahaan asuransi jiwa yang ekuitasnya dibawah Rp. 50 milliar . malah dua diantaranya memiliki ekuitas negative yakni PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya dan PT MAA General Assurance.
Sesuai ketentuan regulator, tahun 2014 ini perusahaan asuransi harus memenuhi ketentuan modal minimal sebesar Rp. 100 Milliar. Jika mengacu pada ketentuan diatas maka ada 9 asuransi jiwa yang belum dapat memnuhi ketentuan tersebut, meskipun ada pula 13 perusahaan yang ekuitasnya sudah mencapai lebih dari Rp. 1 Trilliun. Salah satunya adalah PT Prudential Life Assurance yang ekuitasnya mencapai Rp.15 Trilliun.
Pada asuransi umum jumlah perusahaan yang modalnya dibawah Rp 100 miliar masih lebih banyak yaitu sekitar 38 perusahaan atau 48%. Sedangkan yang sudah mencapai target baru 7 buah, dan perusahaan umum yang memiliki ekuitas terbesar adalah PT Panin Insurance dengan ekuitas sebesar Rp. 6,17 Trilliun.
Ke depannya, OJK menghendaki izin usaha bagi perusahaan asuransi jiwa digabungkan dengan izin usaha asuransi umum atau dikenal dengan composite license. Dengan digabungkannya perizinan maka jumlah perusahaan asuransi di Indonesia aan berkurang, sehingga segala kegiatan transaksinya akan lebih mudah diawasi oleh OJK.
Selain terhambat pada pemenuhan ketentuan permodalan asuransi di Indonesia juga masih rendah dalam hal hal densitas dan penetrasi pasarnya. Meski terus tumbuh, penetrasi asuransi di Indonesia masih rendah, hingga saat ini tingkat penetrasinya masih dibawah 2%  lebih tepatnya tercatat sebesar 1,31%. Pencapaian termasuk rendah jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara.
Penetrasi asuransi dihitung berdasarkan rasio antara pendapatan prei bruto industry asuransi komersial terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB). Sementara itu, kemampuan masyarakat membeli produk-produk atau densitas asuransi di Indonesia sepanjang 2012 tercatat sebesar Rp. 445.942, turun 21% disbanding posisi pada tahun sebelumnya yakni sebesar Rp. 566.809. densitas ini dihitung berdasarkan rasio total pendapatan premi bruto terhadap jumlah penduduk. Berikut adalah tabel perbandingan densitas dan penetrasi asuransi antara Indonesia, Malaysia dan singapura tahun 2012
KRITERIA
INDONESIA
SINGAPURA
MALAYSIA
GDP (milliar)
8.241.900
698.308
2.974.309
Pendapatan premi (milliar)
107.918
27.885
115.937
Jumlah penduduk (juta)
242
5.3
29.3
Penetrasi
1.31%
3.99%
3.90%
Densitas (rupiah)
445.942
5.243.393
3.956.894

Penetrasi dan densitas Indonesia masih jauh jika dibandingkan dengan singapura dan Malaysia. Penetrasi asuransi tercatat sekitar 3,99%. Angka ini diperoleh dari perhitungan PDB Singapura sebesar Rp 698 Trilliun dan premi bruto sebesar 27,8 Trilliun. Penetrasi asuransi di Malaysia sekitar 3,9% dihitung dari PDB RP2.974 Trilliun dan premi bruto sebesar Rp. 115,9 Trilliun. Kemampuan masyarakat mereka dalam membeli produk-produk asuransi lebih besar dibandingkan Indonesia yang jumlah penduduknya lebih besar.
Mengingat masalah penetrasi dan densitas kembali lagi pada mindset masyarakat sendiri yang masih belum terbuka dengan adanya bisnis asuransi ini. Kebanyakan masih lebih suka menghimpun dananya pada koperasi-kopersi mikro dan perbankan, padahal justru dana yang mereka himpun disana justru malah habis dimakan inflasi. Selain itu I’tikad baik para agen asuransi juga sangat diperlukan dalam mengedukasi masyarakat yang belum mengerti betul akan asuransi terutama yang menggunakan unit link. Mereka cenderung ikut-ikut dan asal tau apa kata agen tanpa betul-betul memahami sistem yang harus mereka jalani dalam asuransi yang mereka pilih.

3.3. Peluang Asuransi Modern Dengan Unit Link Dibanding Asuransi Tradisional
seiring dengan perkembangan industri asuransi, premi yang terhimpunpun terus meningkat sepuluh tahun belakangan ini. Menurut observasi yang dilakukan oleh pengamat asuransi, naiknya tingkat pertumbuhan tersebut karena sebagian besar dipicu oleh unit linked atau produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi.
Hadirnya unit linked di pasaran memang menggeser asuransi tradisional yang menawarkan proteksi secara murni. Namun, hal seperti ini wajar adanya sesuai dengan perkembangan global. Di mata tertanggung tentu ada kebutuhan untuk menggabungkan antara unsur proteksi dengan investasi. Sementara bagi perusahaan unit link tentu menguntungkan karena dapat memicu pertumbuhan laba perusahaan dengan cepat.
Sistem unit link memang menarik mengingat selain mendapatkan perlindungan, nasabah juga dapat menginvestasikan uangnya kedalam berbagai jenis portofolio yang dikehendakinya. Namun memang masih juga ada nasabah yang lebih memilih asuransi tradisional karena premi yang lebih murah untuk dibeli dibandingkan dengan unit link. Hal ini disebabkan karena asuransi berbasis unit link membagi premi berdasarkan porsi-porsi tertentu antara biaya proteksi dan biaya investasinya. Meskipun demikian keuntungan yang di dapatpun lebih besar pada asuransi unit link, namun kelemahannya unit link lebih cocok untuk mereka yang berportofolio jangka panjang karena tabungan unit link baru akan baik neracanya setelah 5-6 tahunan karena selain biaya proteksi dan investasi nasabah juga terpotong biaya akusisi dan administrasi sementara mereka yang ingin berportofolio jangka pendek sebaiknya memilih asuransi tradisonal yang benar-benar memprioritaskan proteksi secara murni atau membeli saham langsung pada perusahaan sekuritas.
Ada beberapa portofolio yang digunakan perusahaan asuransi unit link dalam mengalokasikan dananya.seperti yang digambarkan dalam grafik dibawah ini.





3.4. Kiat-Kiat Perusahaan Asuransi Yang Sukses Dalam Menghadapi Tantangan Yang Datang Dan Strateginya Dalam Menghadapi Persaingan Dalam Bisnis Asuransi.
1.      PT Prudential Life Insurance (Asuransi jiwa terbaik dengan asset > Rp 15 Trilliun)
            Always listening, always understanding , kalimat ini adalah sebuah motto yang menunjukkan bagaimana cara PT Prudential Life Assurance meluaskan bisnisnya di Indonesia. Mendengar dan memahami kebutuhan masyarakat, prudential concern terhadap kebutuhan nasabahnya dengan melakukan riset mendalam demi menciptakan produk-produk yang dapat memberikan solusi financial kepada nasabahnya.
            Prudential tercatat sebagai perusahaan asuransi jiwa terbesar di Indonesia dengan perolehan asset dan premi terbesar serta jumlah tenaga pemasaran yang sangat besar yakni sekitar 200.000 orang dari total agen asuransi jiwa yang tercatat di Indonesia sebesar 303.000 orang. Tenaga pemasar tersebut juga telah difasilitasi dengan wawasan yang luas dan pengembangan kualitas melalui PSA (Pru Sales Academy) demi profesionalitas dan loyalitasnya.
            Terdapat 3 unsur penting yang mengantarkan prudential ke jajaran best insurance companies di Indonesia yakni kekuatan finansial perusahaan, Sumber Daya Manusia yang berkompeten di bidangnya serta inovasi produk. Sampai saat ini prudential terkenal dengan sejumlah produk asuransi tambahan (riders) yang menjawab segala kebutuhan nasabah akan kesehatan

2.      PT AXA Mandiri  Financial Services (Asuransi jiwa terbaik asset > Rp 5 Trilliun-Rp 15Trilliun)
            Merupakan perusahaan patungan antara PT Bank Mandiri dan AXA Group membuat PT AXA Mandiri Financial Services memimpin perusahaannya dengan menggabungkan kekuatan lokal dan pengalaman global hingga mampu menjadikannya sebagai perusahaan yang kuat sebagai pemimpin pasar bancaassurance di Indonesia.
            Kunci sukses AXA berada pada manajemen kinerja dan financial yang baik dan kerjasama yang solid antar pemegang saham serta pelayanan prima pada nasabahnya. AXA didukung oleh lebih dari 1800 Financial Advisor yang tersebar lebih dari 1.810 cabang bank Mandiri  dan 150 cabang Bank Mandiri Syariah. AXA juga didukung 500 telesales officer yang memasarkan asuransi melalui telemarketing.
3.      PT Adira Insurance (Asuransi umum terbaik dengan asset > Rp 3 Trilliun)
Didirikan sejak 24 januari 2002, Adira Insurance menjadi salah satu perusahaan Asuransi umum yang berkompeten dibidangnya. Adira sukses menjadi salah satu asuransi umum terbesar di Indonesia berkat kegigihannya dalam menginovasi produk-produknya. Manajemen kinerja dan manajemen resiko yang baik membuat adira dipercaya melayani lebih dari 4,5 juta unit aktif dengan ribuan agen serta 50 buah outlet di kota-kota besar. Adira rajin melakukan sosialisasi dengan tatap muka langsung dan mempublikasikan program-program khusus lewat website dan emailnya.
Adira kini juga tengah membidik pasar asuransi perdagangan yang masih belum banyak perusahaan asuransi terjun didalamnya. Untuk produk ini adira menggandeng coface perusahaan international dari perancis yang telah menggeluti bidang asuransi perdagangan ini secara professional
4.      PT Pan Pacific Insurance (asuransi umum terbaik asset > Rp 250 miliar- Rp 500 milliar)
PT Pan Pacific mempertahankan konsistensi ditengah perang tariff yang marak di tengah persainganperusahaan asuransi. PT Pan memilih untuk memperbesar porsi portofolio bisnisnya pada asuransi kendaraan bermotor sebesar 65% disusul 20% untuk asuransi kesehatan dan sisanya diisi secara rata oleh asuransi marine cargo, property dan asuransi pengangkutan lainnya.
Dalam menjalankan bisnis asuransinya PT Pan tidak ingin asal memberikan harga premi yang murah pada nasabah karena mereka berprinsip pelayanan yang diberikan adalah harga yang mereka jual. Dengan pelayanan prima terhadap nasabah, mereka percaya nasabahpun tidak akan enggan membayar mahal untuknya.

Kesimpulan:
Di Indonesia bisnis asuransi tumbuh pesat ditengah-tengah pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat. Sementara ketentuan permodalan yang semakin tinggi dan tingkat penetrasi dan densitas masyarakat yang masih rendah menjadi tantangan yang harus ditaklukkan. Setiap perusahaan asuransi yang berdiri harus memiliki style dan kebijakan-kebijakan yang tepat serta inovasi produk yang tanpa henti agar tetap dapat terus bertahan ditengah-tengah persaingan yang ketat di sektor jasa keuangan.


DAFTAR PUSTAKA
Triandaru, Sigit., Budisantoso, Totok. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat
Siamat, Dahlan. 2001. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Anggraeni, Putu. 2013. “Bersaing dengan Agen Dunia”. Investor. Edisi XV/241. Jakarta, bulan Juli
Darmawan, Komang. 2013. “Mempertimbangkan Sustainability”. Investor. Edisi XV/241. Jakarta, bulan Juli
Toarik, Mashud. 2013. “Menimbang Hasil Investasi Unit Link”. Investor. Edisi XV/241. Jakarta, bulan Juli
Theodora, Parina .2013. “Bersiap Hadapi Pasar Bebas.” Investor. Edisi XV/241. Jakarta, bulan Juli






No comments:

Post a Comment