BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN
TUMBUH KEMBANG INDUSTRI ASURANSI DI INDONESIA
Dosen Pengampu:
Agung Surianto S.E, M.S.M

Disusun Oleh:
Wahyu Retno Larasati (12311043)
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH GRESIK
FAKULTAS
EKONOMI-PRODI MANAJEMEN
TAHUN
AKADEMIK 2012-2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
belakang
Sudah bukan menjadi
rahasia umum lagi bahwa Indonesia merupakan negara besar yang memiliki jumlah
penduduk yang padat lebih dari 200 juta jiwa dengan angka usia muda yang sangat
tinggi seiring dengan tingkat natalitasnya yang juga tinggi. Jumlah penduduk
yang besar, tingkat pertumbuhan yang tinggi serta pendapatan perkapita yang
semakin beranjak naik mendorong tingkat konsumsi yang semakin tinggi pula. Hal
inilah yang menyebabkan Indonesia dipandang sebagai pasar yang sangat
menjanjikan mengingat masyarakat Indonesia sendiri sangat ramah dalam merespon
segala produk yang masuk dalam negeri.
Produk yang
diperdagangkan di Indonesiapun sangat kompleks dan memenuhi berbagai bidang
termasuk salah satunya di bidang keuangan. Tak heran bila pemilik modal asing
dan tenaga pemasar berbagai produk keuangan berbondong-bondong masuk ke negri
konsumtif ini mulai dari pojok sabang hingga merauke. Salah satunya adalah jasa
asuransi yag memandang Indonesia sebagai pasar yang menggiurkan untuk
memasarkan produk-produk asuransinya. Meskipun hingga saat ini, angka pemegang
polis di negeri ini masih tergolong minim , yakni sekitar 4 % atau kira-kira
9,5 juta individu.
Meskipun angka pemegang
polis di Indonesia masih tergolong rendah dan tingkat penetrasinya yang masih
di bawah 2 % atau berkisar pada angka 1,31% namun para pelaku pada industry ini
optimis bahwa peluang asuransi untuk berkembang di Indonesia masih sangat besar
mengingat misi dan I’tikad baik yang mereka bawa dalam memberikan manfaat bagi
para nasabah mereka. Dalam makalah ini, penulis akan membahas peluang dan
tantangan dalam perkembangan industri asuransi di Indonesia.
1.2.
Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini,
yakni diantaranya:
1.
Apa
saja bentuk industri asuransi yang tumbuh di Indonesia?
2.
Bagaimana
bentuk peluang dan tantangan yang dihadapi perusahaan asuransi di Indonesia
dalam perkembangannya?
3.
Bagaimana
peluang asuransi modern dibanding asuransi berbasis tradisional?
4.
Bagaimana
kiat-kiat perusahaan asuransi yang sukses menyikapi tantangan yang datang dan
strateginya dalam menghadapi persaingan dalam industri asuransi?
1.3.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah, diantaranya:
1.
Untuk
mengetahui bentuk industri asuransi yang tumbuh di Indonesia.
2.
Untuk
mengetahui bentuk peluang dan tantangan
yang dihadapi perusahaan asuransi di Indonesia dalam perkembangannya
3.
Untuk
mengetahui peluang asuransi modern dibanding asuransi berbasis tradisional.
4.
Untuk
mengetahui kiat-kiat perusahaan asuransi yang sukses menyikapi tantangan yang
datang dan strateginya dalam menghadapi persaingan dalam industri asuransi
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1.
Pengertian Asuransi
Menurut
kitab undang-undang hukum dagang pasal 246
Asuransi
atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak
tertentu
Menurut
undang-undang nomer 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian
Asuransi
atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih , dengan mana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada pihak tertanggung dengan menerima
premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan di derita tertanggung, yang timbul dari
suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yag dipertanggungkan
Menurut
paham ekonomi
Asuransi
merupakan suatu lembaga keuangan karena melalui asurasni dapat dihimpun dana
besar yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan, bermanfaat bagi
masyarakat yang berpartisipasi dalam bisnis asuransi, serta asuransi bertujuan
memberikan perlindungan atau proteksi atas kerugian finansial atas peristiwa
yang tak terduga sebelumnya.
Premi
asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung yang berupa
pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik dan tergantung pada
faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkat resiko dan jumlah nilai
pertanggungan .
Saat
kemungkinan terjadinya kerugian resiko sangat tinggi, pihak penanggung tentu
saja akan memperhitungkan tingkat premi yang jauh lebih tinggi daripada
pertanggungan yang kemungkinan terjadinya kerugiannya kecil. Selain itu,
ditentukan pula waktu pembayaran berdasarkan perjanjian yang disepakati kedua
belah pihak melalui polis asuransi. Biasanya pembayaran dilakuakan bulanan,
tiga bulanan, semesteran atau tahunan.
Polis
asuransi adalah bukti perjanjian tertulis antara pihak penanggung dan
tertanggung dan memegang peranan penting dalam menjaga konsistensi
pertanggungjawaban antara kedua belah pihak. Dengan adanya polis maka
perjanjian memilki kekuatan hukum dan menjamin bahwa penanggung akan mengganti
kerugian yang mungkin dialami tertanggung atas peristiwa yang tak terduga.
Polis asuransi memuat beberapa unsure, diantaranya:
1.
Nomor
polis
2.
Nama
dan alamat tertanggung
3.
Uraian
resiko
4.
Jumlah
pertanggungan
5.
Jangka
waktu pertanggungan
6.
Besar
premi, bea materai dan lain-lain
7.
Bahaya-bahaya
yag dijaminkan
8.
Khusus
untuk polis kendaraan bermotor ditambah pula dengan nomor polisi, nomor rangka
dan nomor mesin kendaraan.
2.2.
Prinsip Asuransi
1.
Insurable
interest yakni
hak berdasarkan hukum untuk mempertanggungkan suatu resiko yang berkaitan
dengan keuangan, sehingga sah secara hukum antara tertanggung dengan sesuatu
yang dipertanggungkan.
2.
Utmost
Good Faith yakni
kejelasan transaksi antara kedua belah pihak, artinya kedua beah pihak
benar-benar memahami resiko-resiko yang mungkin terjadi selama masa polis.
Segala informasi harus jelas, jujur dan transparan.
3.
Indemnity
yakni
penanggung mengkompensasi resiko yang menimpa tertanggung dengan ganti rugi
financial
4.
Proximate
cause,
prinsip sebab akibat
5.
Subrogation adalah hak penanggung yang
telah membayarkan ganti ruginya pada tertanggung untuk menuntut pihak ketiga
yang menyebabkan kerugian bagi tertanggung
6.
Contribution adalah hak penanggung untuk
mengajak penanggung-penanggung lain yang memiliki kepentingan yang sama untuk
ikut bersama membayar ganti rugi kepada tertanggung
2.3.
Risiko yang ditangani dalam industri asuransi
Risiko
sendiri didefinisikan sebagai suatu kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan dan menimbulkan kerugian. Sementara dalam industri asuransi, risiko
tersebut diartikan sebagai ketidakpastian dari kerugian finansial. Ada beberapa
macam risiko diantaranya:
1.
Risiko
murni yakni risiko yang apabila benar-benar terjadi maka akan menimbulkan
kerugian, namun apabila tidak terjadi maka tidak akan menyebabkan kerugian dan
tidak juga membawa keuntungan
2.
Risiko
spekulatif yakni resiko yang memungkinkan terjadinya dua kondisi diantara
mendapatkan kerugian atau dapat juga memberikan keuntungan.
Secara umum ada lima
cara yang biasa dilakukan seseorang dalam menangani risiko tersebut,
diantaranya:
1.
Menghindari
risiko (risk avaidance)
2.
Mengurangi
risiko (risk reduction)
3.
Menahan
risiko (risk retention)
4.
Membagi
risiko (risk sharing)
5.
Mentransfer
risiko (risk transfer)
2.4.
Manfaat asuransi
Ada beberapa manfaat yang dapat
diambil tertanggung apabila memiliki asuransi yakni antara lain:
1.
Mendapatkan
rasa aman dan perlindungan
2.
Pendistribusian
biaya dan manfaat yang lebih adil
3.
Polis
asuransi dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit
4.
Berfungsi
sebagai tabungan dan sumber pendapatan
5.
Sebagai
alat penyebaran risiko
6.
Dapat
membantu meningkatkan usaha dan meminimalisir kerugian
2.5.
Bentuk-bentuk industri asuransi
Menurut
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian, jenis usaha
perasuransian dibagi menjadi beberpa jenis, diantaranya:
1.
Asuransi
kerugian (nonlife insurance)
Yaitu asuransi yang memberikan jasa penanggulangan risiko
kerugian materi yang disebabkan oleh peritiwa yang tidak pasti. Termasuk
didalam asuransi kerugian adalah asuransi kebakaran, asuransi pengangkutan (marine hull policy, marine cargo policy, freight) dan
asuransi aneka
2.
Asuransi
jiwa (life insurance)
Yaitu asuransi yang memberikan jasa penanggulangan resiko
yang berkaitan dengan jiwa seseorang termasuk peristiwa meninggalnya orang yang
dipertanggungkan. Termasuk didalam asuransi jiwa adalah asuransi kesehatan dan
jaminan sosial tenaga kerja
3.
Reasuransi
(reinsurance)
Yaitu
asuransi yang diasuransikan. Dikatakan sebagai asuransi yang diasuransikan karena
disini penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian dari pertanggungan yang
ditutupnya kepada penanggung lain atau perusahaan asuransi lain. Berikut gambar
skema reasuransi

2.6.
Pengaturan perasuransian di Indonesia
Peraturan perundang-undangan
yang digunakan sebagai dasar acuan pembinaan dan pengawasan atas usaha
perasuransian di Indonesia adalah sebagai berikut:
1.
UU
Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
2.
PP
Nomor 73 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
3.
Keputusan
Menteri Keuangan, antara lain:
No.223/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan
Perusahaan Asuransi Dan Reasuransi
No.224/KNE.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang
Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi Dan Reasuransi
No.225/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang
Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi Dan Reasuransi
No.226/CMK.017/1993
tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan Dan Penyelenggaraan Kegiatan Usaha
Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
Bentuk-Bentuk Asuransi Yang Tumbuh Di Indonesia
Sudah
menjadi pemandangan yang lazim bahwa di Indonesia tumbuh berbagai macam jasa
keuangan, baik yang mikro, menengah hingga besar. Salah satunya adalah jasa asuransi yang beberapa
tahun belakangan ini marak berkembang di berbagai pelosok negri mulai dari yang
mikro dengan premi Rp. 10.000/ bulan sampai yang makro dengan nilai premi
puluhan juta rupiah. Bahkan saat ini bukan hanya perusahaan asuransi murnipun
yang bersaing di pasaran melainkan juga perbankan yang sudah mulai memunculkan
produk asuransi sebagai salah satu programnya. Hal ini membuktikan bahwa jasa
asuransi sangat diminati.
Jasa
asuransi menjadi trend dikalangan rumah tangga mikro hingga makro, mengingat
saat ini sedang booming pesta politik
pemilu 2014, asuransi menjadi salah satu pilihan investasi yang menarik untuk
mempertahankan kekayaan dan meningkatkan penghasilan, sekaligus menarik
simpatisan para pebisnis asuransi. Terutama lagi asuransi merupakan salah satu
portofolio yang tahan akan krisis. Hal itu sebabnya jasa asuransi diprediksikan
akan mengalami pertumbuhan yang pesat tahun ini.
Perusahaan
asuransi di Indonesia mengandalkan tiga jenis asuransi yang selalu mendominasi
portofolio, yakni asuransi kendaraan bermotor, asuransi properti dan asuransi
jiwa. Saat ini perusahaan asuransi di Indonesia berjumlah 83 untuk asuransi
umum (asuransi kendaraan bermotor dan properti) dan 43 buah asuransi jiwa,
jumlah yang sangat besar jika di bandingkan dengan malaysia yang hanya memiliki
30 buah perusahaan asuransi dan Jepang yang hanya memiliki 20 perusahaan
asuransi saja. Secara garis besar ada beberapa jenis asuransi yang tumbuh
berkembang di Indonesia antara lain
1.
Asuransi
jiwa (Life Insurance).
Asuransi jiwa merupakan salah satu jenis asuransi yang
sangat diminati masyarakat. Seperti yang
telah diketahui sebelumnya bahwa asuransi ini memberikan penanggulangan risiko
yang berkaitan dengan jiwa seseorang yang dipertanggungkan karena pada dasarnya
seorang manusia menghadapi risiko berkurang atau hilangnya produktivitas
ekonomi yang diakibatkan oleh kematian, cacat, PHK dan berbagai kondisi lain
yang mungkin di hadapi dan menyebabkan kerugian secara fisik.
Disinilah
asuransi jiwa berperan. Di era ini bukan hanya sekedar uang pertaggungan yang
diberikan dalam penanggulangan kerugian namun asuransi jiwapun memberikan upaya
preventif untuk meminimalisir resiko kematian yang terjadi secara dini pada seseorang
lewat akses kesehatan sehingga memudahkan nasabah memperoleh jaminan kesehatan
ketika sakit. Ada beberapa perusahaan asuransi jiwa yang tumbuh di Indonesia dan
mengalami perkembangan yang sangat signifikan berdasarkan tabel berikut:
Tabel
10 besar asuransi jiwa berdasarkan asset tahun 2012
No
|
Nama asuransi
|
Asset (juta Rp)
|
||
2012
|
2011
|
%
|
||
1
|
PT Prudential Life Assurance
|
38,873,115
|
30,959,394
|
25,56
|
2
|
PT Asuransi Jiwa Manulife
Indonesia
|
30,220,532
|
23,526,740
|
28,45
|
3
|
PT AIA Financial
|
26,223,891
|
22,723,759
|
15,40
|
4
|
PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG
|
24,144,828
|
21,573,423
|
11,92
|
5
|
Asuransi Jiwa Bersama
Bumiputera 1912
|
24,092,901
|
21,488,349
|
12,12
|
6
|
PT Asuransi Allianz Life Indonesia
|
19,739,842
|
15,503,366
|
27,33
|
7
|
PT AXA Mandiri Financial Services
|
14,326,006
|
11,593,022
|
23,57
|
8
|
PT Avrist Assurance
|
10,857,014
|
10,407,642
|
4,32
|
9
|
PT Indolife Pensiontama
|
10,703,012
|
8,804,817
|
21,56
|
10
|
PT Asuransi Jiwasraya (persero)
|
9,296,588
|
8,000,347
|
16,20
|
|
Sub Total
|
208,477,729
|
174,580,859
|
19,42
|
|
Pangsa
|
78,35%
|
77,48%
|
|
|
Total asuransi jiwa
|
266,073,004
|
225,312,588
|
18,09
|
Tabel
10 besar asuransi jiwa berdasarkan premi netto 2012
No
|
Nama asuransi
|
Premi netto (juta Rp)
|
||
2012
|
2011
|
%
|
||
1
|
PT Prudential Life Assurance
|
18,649,803
|
14,312,405
|
30,31
|
2
|
PT PT Asuransi Jiwa Sinarmas
MSIG
|
10,523,635
|
12,477,251
|
-15,66
|
3
|
PT Asuransi Jiwa Manulife
Indonesia
|
8,349,766
|
7,020,007
|
18,94
|
4
|
PT Asuransi Allianz Life Indonesia
|
8,033,707
|
6,593,233
|
21,85
|
5
|
PT Indolife Pensiontama
|
6,279,001
|
5,479,507
|
14,59
|
6
|
PT Asuransi Jiwa Mega Life
|
5,829,834
|
5,254,999
|
10,94
|
7
|
PT AXA Mandiri Financial Services
|
5,614,452
|
4,791,453
|
17,18
|
8
|
PT Asuransi Jiwasraya (persero)
|
5,604,877
|
4,640,651
|
20,78
|
9
|
Asuransi Jiwa Bersama
Bumiputera 1912
|
5,390,697
|
4,995,665
|
7,91
|
10
|
PT AIA Financial
|
4,974,789
|
4,261,855
|
16,73
|
|
Sub Total
|
79,250,561
|
69,827,026
|
13,5
|
|
Pangsa
|
78,44%
|
76,93%
|
|
|
Total asuransi jiwa
|
101,029,744
|
90,761,070
|
11,31
|
2.
Asuransi
umum (asuransi kendaraan bermotor dan asuransi properti)
Menyusul kemudian asuransi umum. Asuransi umum terdiri dari
asuransi kendaraan bermotor dan asuransi properti. Asuransi ini memberikan
perlindungan atas barang-barang tertanggung dari kehilangan, kebakaran dan
berbagai kerugian lain yang kemungkinan timbul. Berikut adalah tabel 10 besar
asuransi umum berdasarkan asset dan premi neto 2012
No
|
Nama asuransi
|
Asset (juta Rp)
|
||
2012
|
2011
|
%
|
||
1
|
PT Asuransi Jasa Indonesia (persero)
|
7,644,608
|
6,572,786
|
16,31
|
2
|
PT Asuransi Central Asia
|
7,252,224
|
5,981,411
|
21,25
|
3
|
PT Asuransi Astra Buana
|
6,938,092
|
5,845,058
|
18,70
|
4
|
PT Panin Insurance Tbk
|
6,463,787
|
5,610,901
|
15,20
|
5
|
PT Tugu Pratama Indonesia
|
5,227,366
|
5,430,147
|
-3,73
|
6
|
PT Asuransi Sinarmas
|
4,761,189
|
4,811,655
|
-1,05
|
7
|
PT
Asuransi Kredit Indonesia (Persero)
|
4,733,161
|
3,503,966
|
35,08
|
8
|
PT
Asuransi Adira Dinamika
|
3,513,569
|
2,995,668
|
17,29
|
9
|
PT Asuransi Wahana Tata
|
2,082,275
|
1,983,389
|
4,99
|
10
|
PT
Asuransi MSIG Indonesia
|
1,843,415
|
1,643,272
|
12,18
|
|
Sub Total
|
50,459,686
|
44,378,253
|
13,07
|
|
Pangsa
|
61,61%
|
62,84%
|
|
|
Total asuransi jiwa
|
81,900,213
|
70,621,595
|
15,97
|
No
|
Nama asuransi
|
Premi neto (juta Rp)
|
||
2012
|
2011
|
%
|
||
1
|
PT Asuransi Astra Buana
|
1,958,278
|
1,744,652
|
12,24
|
2
|
PT Asuransi Sinarmas
|
1,474,134
|
1,293,793
|
13,94
|
3
|
PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)
|
1,358,327
|
1,179,328
|
15,18
|
4
|
PT
Asuransi Adira Dinamika
|
1,124,018
|
933,664
|
20,39
|
5
|
PT Asuransi Central Asia
|
882,143
|
688,419
|
28,14
|
6
|
PT Wahana Tata
|
863,098
|
606,209
|
42,36
|
7
|
PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero)
|
643,152
|
441,305
|
45,74
|
8
|
PT
Asuransi Bina Dana Arta Tbk
|
629,249
|
521,791
|
20,59
|
9
|
PT
Asuransi Bangun Askrida
|
568,638
|
446,370
|
27,39
|
10
|
PT Asuransi Jaya Proteksi
|
484,352
|
415,140
|
16,67
|
|
Sub Total
|
9,985,389
|
8,270,761
|
20,73
|
|
Pangsa
|
54,68%
|
54,22%
|
|
|
Total asuransi jiwa
|
18,262,961
|
15,255,482
|
19,71
|
3.
Asuransi
syariah
Prinsip ekonomi islam yang saat ini mulai dimunculkan,
memicu maraknya jasa keuangan berbasis
syariah yang mengandalkan sistem bagi hasil dalam prakteknya. Pada dasarnya
perusahaan asuransi di Indonesia sebagian besar juga menerbitkan polis berbasis
syariah seperti Pru-Syariah dari prudential, Pan Pacific Syariah, autocillin
ikhlas dari PT Adira Dinamika, dan masih banyak lagi.
4.
Reasuransi
Perusahaan reasuransi di Indonesia masih tergolong sedikit
hanya beberapa perusahaan saja. 4 yang
paling besar adalah PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk, PT Tugu Reasuransi
Indonesia, PT Reasuransi Internasional Indonesia dan PT Reasuransi Nasional
Indonesia.
3.2.
Bentuk Peluang Dan Tantangan Yang Dihadapi Perusahaan Asuransi Di Indonesia.
Berbicara
tentang peluang dan tantangan adalah dua hal yang tak terpisahkan. Dimana
terdapat peluang tentu pastinya terdapat peluang yang harus di taklukkan.
Begitu pula terhadap perusahaan asuransi yang saat ini sedang marak berkembang
di Indonesia tentunya memiliki peluang yang sangat besar mengingat jumlah
penduduk Indonesia yang sangat besar lebih dari 200 juta jiwa sementara masih sekitar 4% atau
kira-kira cuma 9,5 juta jiwa saja yang memiliki polis. Ini berarti masih ada
96% dari 200 jiwa penduduk yang berpeluang untuk diprospek.Belum lagi jika kita
mau melakukan fact finding, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang
menyanyangi dan mencintai keluarganya serta peduli akan kesehatan, jika kita
menemukan fakta ini maka akan lebih banyak lagi polis yang akan terjual.
Peluang
juga terdapat pada unit link yang saat ini marak diusung perusahaan asuransi
dalam memasarkan produknya. Respon masyarakat Indonesia yang sangat besar pada
investasi dapat dijadikan sebagai umpan dalam penjualan polis, karena mereka
akan tertarik pada produk yang memberikan manfaat yang besar diiringi dengan
tingkat pengembalian yang besar pula.
Disamping
peluang, perkembangan asuransi di Indonesia juga mengalami banyak tantangan.
Tantangan terbesar adalah pada permodalan asuransi. Hingga saat ini, permodalan
masih menjadi kendala bagi perusahaan asuransi di tanah air. Berdasarkan data
litbang investor, sedikitnya, ada 5 perusahaan asuransi jiwa yang ekuitasnya
dibawah Rp. 50 milliar . malah dua diantaranya memiliki ekuitas negative yakni
PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya dan PT MAA General Assurance.
Sesuai
ketentuan regulator, tahun 2014 ini perusahaan asuransi harus memenuhi ketentuan
modal minimal sebesar Rp. 100 Milliar. Jika mengacu pada ketentuan diatas maka
ada 9 asuransi jiwa yang belum dapat memnuhi ketentuan tersebut, meskipun ada
pula 13 perusahaan yang ekuitasnya sudah mencapai lebih dari Rp. 1 Trilliun.
Salah satunya adalah PT Prudential Life Assurance yang ekuitasnya mencapai
Rp.15 Trilliun.
Pada
asuransi umum jumlah perusahaan yang modalnya dibawah Rp 100 miliar masih lebih
banyak yaitu sekitar 38 perusahaan atau 48%. Sedangkan yang sudah mencapai
target baru 7 buah, dan perusahaan umum yang memiliki ekuitas terbesar adalah
PT Panin Insurance dengan ekuitas sebesar Rp. 6,17 Trilliun.
Ke
depannya, OJK menghendaki izin usaha bagi perusahaan asuransi jiwa digabungkan
dengan izin usaha asuransi umum atau dikenal dengan composite license. Dengan
digabungkannya perizinan maka jumlah perusahaan asuransi di Indonesia aan
berkurang, sehingga segala kegiatan transaksinya akan lebih mudah diawasi oleh
OJK.
Selain
terhambat pada pemenuhan ketentuan permodalan asuransi di Indonesia juga masih
rendah dalam hal hal densitas dan penetrasi pasarnya. Meski terus tumbuh,
penetrasi asuransi di Indonesia masih rendah, hingga saat ini tingkat
penetrasinya masih dibawah 2% lebih
tepatnya tercatat sebesar 1,31%. Pencapaian termasuk rendah jika dibandingkan
dengan negara-negara di Asia Tenggara.
Penetrasi
asuransi dihitung berdasarkan rasio antara pendapatan prei bruto industry
asuransi komersial terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB). Sementara itu, kemampuan
masyarakat membeli produk-produk atau densitas asuransi di Indonesia sepanjang
2012 tercatat sebesar Rp. 445.942, turun 21% disbanding posisi pada tahun
sebelumnya yakni sebesar Rp. 566.809. densitas ini dihitung berdasarkan rasio
total pendapatan premi bruto terhadap jumlah penduduk. Berikut adalah tabel
perbandingan densitas dan penetrasi asuransi antara Indonesia, Malaysia dan
singapura tahun 2012
KRITERIA
|
INDONESIA
|
SINGAPURA
|
MALAYSIA
|
GDP (milliar)
|
8.241.900
|
698.308
|
2.974.309
|
Pendapatan premi (milliar)
|
107.918
|
27.885
|
115.937
|
Jumlah penduduk (juta)
|
242
|
5.3
|
29.3
|
Penetrasi
|
1.31%
|
3.99%
|
3.90%
|
Densitas (rupiah)
|
445.942
|
5.243.393
|
3.956.894
|
Penetrasi
dan densitas Indonesia masih jauh jika dibandingkan dengan singapura dan
Malaysia. Penetrasi asuransi tercatat sekitar 3,99%. Angka ini diperoleh dari
perhitungan PDB Singapura sebesar Rp 698 Trilliun dan premi bruto sebesar 27,8
Trilliun. Penetrasi asuransi di Malaysia sekitar 3,9% dihitung dari PDB RP2.974
Trilliun dan premi bruto sebesar Rp. 115,9 Trilliun. Kemampuan masyarakat
mereka dalam membeli produk-produk asuransi lebih besar dibandingkan Indonesia
yang jumlah penduduknya lebih besar.
Mengingat
masalah penetrasi dan densitas kembali lagi pada mindset masyarakat sendiri
yang masih belum terbuka dengan adanya bisnis asuransi ini. Kebanyakan masih
lebih suka menghimpun dananya pada koperasi-kopersi mikro dan perbankan,
padahal justru dana yang mereka himpun disana justru malah habis dimakan
inflasi. Selain itu I’tikad baik para agen asuransi juga sangat diperlukan
dalam mengedukasi masyarakat yang belum mengerti betul akan asuransi terutama
yang menggunakan unit link. Mereka cenderung ikut-ikut dan asal tau apa kata
agen tanpa betul-betul memahami sistem yang harus mereka jalani dalam asuransi
yang mereka pilih.
3.3. Peluang Asuransi Modern Dengan Unit Link Dibanding Asuransi Tradisional
seiring
dengan perkembangan industri asuransi, premi yang terhimpunpun terus meningkat
sepuluh tahun belakangan ini. Menurut observasi yang dilakukan oleh pengamat
asuransi, naiknya tingkat pertumbuhan tersebut karena sebagian besar dipicu
oleh unit linked atau produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi.
Hadirnya
unit linked di pasaran memang menggeser asuransi tradisional yang menawarkan
proteksi secara murni. Namun, hal seperti ini wajar adanya sesuai dengan perkembangan
global. Di mata tertanggung tentu ada kebutuhan untuk menggabungkan antara
unsur proteksi dengan investasi. Sementara bagi perusahaan unit link tentu
menguntungkan karena dapat memicu pertumbuhan laba perusahaan dengan cepat.
Sistem
unit link memang menarik mengingat selain mendapatkan perlindungan, nasabah
juga dapat menginvestasikan uangnya kedalam berbagai jenis portofolio yang
dikehendakinya. Namun memang masih juga ada nasabah yang lebih memilih asuransi
tradisional karena premi yang lebih murah untuk dibeli dibandingkan dengan unit
link. Hal ini disebabkan karena asuransi berbasis unit link membagi premi
berdasarkan porsi-porsi tertentu antara biaya proteksi dan biaya investasinya.
Meskipun demikian keuntungan yang di dapatpun lebih besar pada asuransi unit
link, namun kelemahannya unit link lebih cocok untuk mereka yang berportofolio
jangka panjang karena tabungan unit link baru akan baik neracanya setelah 5-6
tahunan karena selain biaya proteksi dan investasi nasabah juga terpotong biaya
akusisi dan administrasi sementara mereka yang ingin berportofolio jangka
pendek sebaiknya memilih asuransi tradisonal yang benar-benar memprioritaskan
proteksi secara murni atau membeli saham langsung pada perusahaan sekuritas.
Ada
beberapa portofolio yang digunakan perusahaan asuransi unit link dalam
mengalokasikan dananya.seperti yang digambarkan dalam grafik dibawah ini.

3.4.
Kiat-Kiat Perusahaan Asuransi Yang Sukses Dalam Menghadapi Tantangan Yang
Datang Dan Strateginya Dalam Menghadapi Persaingan Dalam Bisnis Asuransi.
1.
PT
Prudential Life Insurance (Asuransi jiwa terbaik dengan asset > Rp 15
Trilliun)
Always listening, always understanding
, kalimat ini adalah sebuah motto yang menunjukkan bagaimana cara PT Prudential
Life Assurance meluaskan bisnisnya di Indonesia. Mendengar dan memahami
kebutuhan masyarakat, prudential concern terhadap kebutuhan nasabahnya dengan
melakukan riset mendalam demi menciptakan produk-produk yang dapat memberikan
solusi financial kepada nasabahnya.
Prudential tercatat sebagai
perusahaan asuransi jiwa terbesar di Indonesia dengan perolehan asset dan premi
terbesar serta jumlah tenaga pemasaran yang sangat besar yakni sekitar 200.000
orang dari total agen asuransi jiwa yang tercatat di Indonesia sebesar 303.000
orang. Tenaga pemasar tersebut juga telah difasilitasi dengan wawasan yang luas
dan pengembangan kualitas melalui PSA (Pru Sales Academy) demi profesionalitas
dan loyalitasnya.
Terdapat 3 unsur penting yang
mengantarkan prudential ke jajaran best insurance companies di Indonesia yakni
kekuatan finansial perusahaan, Sumber Daya Manusia yang berkompeten di
bidangnya serta inovasi produk. Sampai saat ini prudential terkenal dengan
sejumlah produk asuransi tambahan (riders) yang menjawab segala kebutuhan
nasabah akan kesehatan
2.
PT
AXA Mandiri Financial Services (Asuransi
jiwa terbaik asset > Rp 5 Trilliun-Rp 15Trilliun)
Merupakan perusahaan patungan antara
PT Bank Mandiri dan AXA Group membuat PT AXA Mandiri Financial Services
memimpin perusahaannya dengan menggabungkan kekuatan lokal dan pengalaman
global hingga mampu menjadikannya sebagai perusahaan yang kuat sebagai pemimpin
pasar bancaassurance di Indonesia.
Kunci sukses AXA berada pada
manajemen kinerja dan financial yang baik dan kerjasama yang solid antar
pemegang saham serta pelayanan prima pada nasabahnya. AXA didukung oleh lebih
dari 1800 Financial Advisor yang tersebar lebih dari 1.810 cabang bank
Mandiri dan 150 cabang Bank Mandiri
Syariah. AXA juga didukung 500 telesales officer yang memasarkan asuransi
melalui telemarketing.
3.
PT
Adira Insurance (Asuransi umum terbaik dengan asset > Rp 3 Trilliun)
Didirikan sejak 24
januari 2002, Adira Insurance menjadi salah satu perusahaan Asuransi umum yang
berkompeten dibidangnya. Adira sukses menjadi salah satu asuransi umum terbesar
di Indonesia berkat kegigihannya dalam menginovasi produk-produknya. Manajemen
kinerja dan manajemen resiko yang baik membuat adira dipercaya melayani lebih
dari 4,5 juta unit aktif dengan ribuan agen serta 50 buah outlet di kota-kota
besar. Adira rajin melakukan sosialisasi dengan tatap muka langsung dan
mempublikasikan program-program khusus lewat website dan emailnya.
Adira kini juga
tengah membidik pasar asuransi perdagangan yang masih belum banyak perusahaan
asuransi terjun didalamnya. Untuk produk ini adira menggandeng coface
perusahaan international dari perancis yang telah menggeluti bidang asuransi
perdagangan ini secara professional
4.
PT
Pan Pacific Insurance (asuransi umum terbaik asset > Rp 250 miliar- Rp 500
milliar)
PT Pan Pacific mempertahankan konsistensi ditengah perang
tariff yang marak di tengah persainganperusahaan asuransi. PT Pan memilih untuk
memperbesar porsi portofolio bisnisnya pada asuransi kendaraan bermotor sebesar
65% disusul 20% untuk asuransi kesehatan dan sisanya diisi secara rata oleh
asuransi marine cargo, property dan asuransi pengangkutan lainnya.
Dalam menjalankan bisnis asuransinya PT Pan tidak ingin asal
memberikan harga premi yang murah pada nasabah karena mereka berprinsip
pelayanan yang diberikan adalah harga yang mereka jual. Dengan pelayanan prima
terhadap nasabah, mereka percaya nasabahpun tidak akan enggan membayar mahal
untuknya.
Kesimpulan:
Di
Indonesia bisnis asuransi tumbuh pesat ditengah-tengah pertumbuhan ekonomi yang
terus meningkat. Sementara ketentuan permodalan yang semakin tinggi dan tingkat
penetrasi dan densitas masyarakat yang masih rendah menjadi tantangan yang
harus ditaklukkan. Setiap perusahaan asuransi yang berdiri harus memiliki style
dan kebijakan-kebijakan yang tepat serta inovasi produk yang tanpa henti agar
tetap dapat terus bertahan ditengah-tengah persaingan yang ketat di sektor jasa
keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Triandaru, Sigit., Budisantoso,
Totok. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan
Lain. Jakarta: Salemba Empat
Siamat, Dahlan. 2001. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Anggraeni, Putu. 2013. “Bersaing
dengan Agen Dunia”. Investor. Edisi
XV/241. Jakarta, bulan Juli
Darmawan, Komang. 2013.
“Mempertimbangkan Sustainability”. Investor.
Edisi XV/241. Jakarta, bulan Juli
Toarik, Mashud. 2013. “Menimbang
Hasil Investasi Unit Link”. Investor.
Edisi XV/241. Jakarta, bulan Juli
Theodora, Parina .2013. “Bersiap
Hadapi Pasar Bebas.” Investor. Edisi
XV/241. Jakarta, bulan Juli
No comments:
Post a Comment